Roma adalah ibukota dari negara Italia yang berbendera hijau putih merah yang berjejar rapih dengan garis vertikal, terkenal dengan pengaruh seni, budaya, arsitektur yang khas di Eropa. Kisah kekaisaran kuno dan reruntuhannya masa Romawi menjadi saksi bisu sejarah lebih dari 3.000 tahun. Colosseum yang terkenal sebagai tempat gladiator pada masanya selalu saja ramai oleh pengunjung tak pandang hari senin, sabtu ataupun minggu. Tiket masuk Colloseum seharga 12€ jika membeli di tempat dan 14€ jika membeli online. Kemudian ada pula jasa penawar tour guide dengan tiket seharga 20-30€.
Awalnya, saya pikir kunjungan ke Colloseum kali ini lebih sepi daripada bulan Februari yang lalu karena line antrian memang tidak sepanjang yang saya ingat. Akan tetapi, setelah beberapa jam kemudian semua orang berhamburan bak semut-semut yang sibuk mencari gula dan taraaaaaa Colloseum tidak sempat saya nikmati nilai-nilai sejarah ataupun seni-nya, keburu pusing ini kepala karena melihat begitu banyak orang. Foto-foto yang saya ambil pun tergolong foto biasa yang tidak diambil dengan niat untuk menunjukkan keindahan peninggalan bangunan romawi. Akan tetapi, asal jepret karena spot yang tersedia untuk berfoto juga berebutan.
Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri peta wisata yang diperoleh dari hostel. Kami menginap di Residence Ciampino Inn Rome. Hostel ini memang berjarak cukup jauh dari stasium Tiburtina (sekitar 1 jam 45 menit). Akan tetapi merupakan hostel yang paling strategis dengan letak Ciampino airport dan harga yang ditawarkan.
Jadwal yang tertera di kertas booking hostel kami menunjukkan bahwa waktu check-in pukul 15.00-20.00. Akan tetapi, kami sampai di hostel kira-kira pukul sepuluh-an malam. Alhamdulillah, pemilik atau pengurus hostel bernama Daniel dengan sigap setelah kami telepon datang (5 menit) dan segera kami melakukan registrasi dan pembayaran. Perjalanan jika dari hostel ini ke Colloseum cukup ditemput dengan sekali naik bus (Anagnina) dan berjarak kurang lebih 4km menuju Anagnina Metro Station. Selanjutnya perjalanan di lanjutkan dengan metro sekali naik turun di Colloseo.
Rute selanjutnya yaitu ke Pantheon, dilanjutkan dengan Mount d Trevi (tempat shooting film “when in rome“) dan berakhir di Vatican. Akan tetapi tempat-tempat tersebut sama ramainya seperti di Colloseum, banyak turis-turis berbekal peta seperti kami memburu tempat-tempat yang terkenal menjadi ikon wisata kota Roma.
Keesokan harinya kami dijadwalkan untuk mengakhiri liburan kali ini, perjalanan di temani oleh supir taxi bernama Nicolas yang lucu sekali mengajarkan Ciao bella, ciao bello dan ciao belli (untuk perempuan, laki-laki dan mereka/grup/objeknya laki-laki dan perempuan). Penerbangan kami dari Rome (Ciampno) menuju Frankfurt (Bahn).
Niat kami untuk berjalan-jalan sebentar di Frankfurt terpaksa harus dikecap dengan kekecewaan karen peta di HP saya yang tidak bersahabat dan kami tidak sampai tujuan :(. Alhasil beginilah muka kami setengah kecewa, sepruh capai.