Catatan harian tesis #1

8 September 2016, alhamdulillah akhirnya hari ini saya resmi untuk pindah dan stay di Demak hingga 28 November 2016. Kami janjian untuk berangkat maksimal pukul 07.30 pagi dengan membawa alat-alat yang akan kami gunakan dalam melaksanakan projek, tesis dan skripsi. Saya berangkat bersama Mas Tyo (partner lapang) dan Daniel (anak IK UNDIP yang berkebetulan akan membantu kami karena dia juga melaksanakan skripsinya tentang sedimen dan benthos) serta ditemani oleh Om Triyono (Om nya Mas Tyo yang membantu mobil serta alat-alat penelitian kami). Om Triyono , Daniel dan saya berada dalam satu mobil beserta barang-barang. Sedangkan Mas Tyo sendiri mengendarai sepeda motor. Perjalanan kami tempuh dalam jangka waktu kurang lebi 1.5 jam dari Tembalang (UNDIP) ke Desa Timbulsloko, Demak.

Sesampainya kami di Desa Timbulsloko saya menginformasikan kepada Kepala Desa (Pak Lurah) bahwa kami sudah sampai Desa. Tak lama kemudian beliau datang menghampiri dan menjelaskan kembali serta menyambut kami dengan selamat datang. Kemudian kami disuguhi semangka merah, air es, wafer, keripik pisang serta jajanan tradiosional. Well, alhamdulillah akhirnya kami sampai disini. Selanjutnya kami langsung membongkar muat barang untuk kami jadikan dalam satu box untuk mempermudah kami “ben ringkes” dalam istilah bahasa Jawanya.

Waktunya makan siang pun telah tiba, setelah selesai mengobrol dengan ibu Kosan. Kami makan siang bersama dengan lauk telur dadar, tempe goreng, sambel, sayur bening dan nasi tentunya. Alhamdulillah, makan siang kami terasa nikmat. Terutama ketika kami sedang lapar.

Setelah sholat dhuhur kami putuskan untuk langsung ground check alias survey lokasi seperti yang telah ditentukan dalam projek. Menggunakan Global Positioning System (GPS) kami mencari lokais yang telah ada latitude dan longitude nya. Memang teriknya matahari membuat pandangan mata saya kadang menjadi buram, terang saja kami berjalan kaki mencari lokasi dibawah sinar matahari dengan suhu 33.3 derajat celcius. Kami menemukan tiga stasiun yang sesuai dengan titik-titik yang telah ditentukan. Namun, 3 stasiun lainnya belum kami temukan. Kami memutuskan untuk menyudahi ground check karena memang teriknya matahari tambah menyengat.

Kami pun beristirahat dan membuat rencana pada sore hari nya kami akan mengambil barang lainnya yang telah kami titipkan di Desa sebelah, Desa Surodadi. Di Desa Surodadi Mas Tyo dan Daniel mengendari sepeda motor mengambil barang saya terlebih dahulu (satu buah koper), dan kemudian mengambil alat-alat lainnya. Selanjutnya kami mandi, magrib (alhamdulillah saya bisa sholat magrib berjamaah di masjid tepat depan tempat kami menginap). Malam harinya, kami pun makan malam bersama dengan rempeyek udang sayur bening dan nasi. Sekitar pukul 07 pm Mas Arif (partner lapang saya lagi) datang (beliau menyusul karena tidak bisa berangkat bersama karena harus kerja). Setelahnya kami makan malam, kami kemudian melanjutkan kegiatan untuk latihan menggunakan jala (Mas Tyo, Mas Arif dan Daniel) yang diajarkan oleh anak Ibu Kosan.

Menggunakan jala tidaklah mudah, memang terlihat sangat simple. Akan tetapi prakteknya memerlukan ketelatenan selain memang jala nya yang lumayan berat, teknik yang benar dan berbagai faktor lainnya mampu menentukan dalam kesuksesan menjaring ikan. Well done, setelahnya latihan mengoperasikan jala, kami berdiskusi mengenai siapa yang harus mengerjakan apa, timeline dan rencana harian (untuk tanggal 9 September 2016) terlebih dahulu. Malam kami tutup dengan deal bahwa besok pagi pukul 06.00am kami akan ke lapang untuk melakukan dan mencoba praktik lapang guna untuk mengestimasi selama berapa lama kami akan menghabiskan waktu di lapang.

Timbulsloko, 8 September 2016.

Leave a Reply