Catatan harian tesis #13

Selasa, 4 Oktober 2016.

Hari ini akhirnya saya janjian kembali dengan beliau (dosen) pukul 1.00pm. Ternyata sesampainya di depan ruangan, beliau masih ada rapat dengan beberapa dosen-dosen lainnya. Berselang 13 menit kemudian beliau keluar dari ruangan dan segera saya salam dan memperkenalkan diri. Jujur saya ini pertemuan pertama kali saya, walaupun sudah beberapa kali berkirim surel yang tak berbalas. Alhamdulillah hari ini bisa bertemu, namun saya tak boleh senang dulu sepertinya, karena percakapan kami hanya berlangsung kurang lebih tujuh menit yang berisikan bahwa beliau harus buru-buru ada kegiatan lainnya, bagaimana kalau bertemu besok paginya pukul 09.00.

Geram sebenarnya dalam hati, kami dari Desa Timbulsloko, di Demak ke lokasi memerlukan waktu 1 jam 13 menit, hanya memiliki kesempatan bertemu 7 menit untuk mendengarkan secara langsung kalau tidak bisa bertemu dan ditunda besok. Which mean perjalanan yang akan menjadi 2 jam 26 menit bisa dibilang kurang bermanfaat. Bersaing dengan ratusan motor lainnya di jalanan, berpuluh-puluh truk besar dan mobil-mobil mendengarkan 7 menit penjelasan bahwa akan bertemu besoknya. Sabaaaarr Dek, sabar!!!

Kemudian segera kami kembali lagi ke Demak untuk mengejar waktu sampling sore harinya. Begitu sampai di Demak, ternyata hujan pun tiba, kami tidak bisa ke lapang, sehingga sore kami manfaatkan dengan beristirahat, alhamdulillah, hikmahnya memang kami disuruh istirahat dahulu. Malam harinya saya dan tim berdiskusi mengenai tentang beberapa sampling point yang telah kami lakukan dan menyiapkan strategi yang tepat untuk ke stasiun yang lainnya. Kami juga membayar kosan, dari tanggal 8 September hingga 4 Oktober 2016, saya menyalurkan uang dari Wageningen Research yang telah dua minggu sebelumnya masuk ke rekening ABN AMRO-Belanda saya dan 6 hari di rekening Mandiri-Indonesia, senilai Rp 4.800.000,- dan Rp 200.000,- untuk Pak Slamet (sewa kapal).

Leave a Reply