Ketika saya ditanyakan oleh beberapa orang tentang apa topik tesis yang saya ambil baik oleh mahasiswa Indonesia, dosen, ataupun mahasiswa internasional lainnya serta dosen dan para peneliti-peneliti hebat (alhamdulillah bisa bertemu), saya menjelaskan tentang keanekaragaman hayati benthos dan ikan. Bagi sebagian besar orang yang bertanya, kebanyakan masih belum mengenal istilah benthos. Apa itu benthos? maksudnya? itu apa? segelintir jawaban yang diberikan ketika saya baru menyebutkan judul tesis yang saya ambil. Tentunya para peneliti pertanyaannya sudah lebih jauh misalkan, apa yang diteliti dari benthos dan bagaimana hasilnya sejauh ini.
Ya, pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat akrab saya dapatkan. Terkait dengan benthos saya pernah menuliskan segelintir catatan ringan untuk pribadi sendiri (disini). Hal yang menarik dalam mempelajari tentang keanekaragaman benthos karena mereka memiliki peranan penting yang jarang sekali disadari oleh kebanyakan orang dan tidak terlalu eksplisit misal menguntungkan. Namun, jika dilihat dari sisi ekonomi, ekologi dan sosial pun benthos bisa menjawabnya.
Dari sisi ekonomi, keuntungan yang bisa di dapatkan dari benthos termasuk jenis krustasea atau udang-udangannya dan juga jenis kepiting misalnya, mencapai 4 Milyar USD (report hasil penelitian Ellison, 2008). Nah, tak kasat mata memang oleh masyarakat awam bahwa Udang/kepiting adalah jenis benthos, makrozoobenthos. Secara ekologi, yang melakukan proses recyling dan controling nutrient di dalam sediment (tanah) adalah juga mereka, ya si Benthos. Menariknya jika melihat segala sesuatu dari berbagai perspektif.