Kabut itu bernama asap

Kabut itu bernama asap, suatu pagi saya kirimkan foto kabut tipis dari jendela kamar. Indah kabutnya terasa dekat dengan langit, dekat dengan Tuhan, rasanya memang sangat dekat. Kadang saya berpikir lagi mengingat pelajaran geografi tentang bumi yag disinari matahari dengan pola yang berbeda dari bagian utara, ekuator hingga ke selatan.

WP_20151108_08_30_58_Rich

Namun, kabut yang indah mungkin masih di jendela kamar saya saja. Tak lama kemudian ada komentar, kabut disana indah kabut di Indonesia bernama asap. Hidung-hidung ditutupi dengan masker dan sesak udara yang terproses dalam paru-paru kadang berefek dengan batuk-batuk hingga ISPA pada anak-anak. Berdasarkan laporan kakak saya, seorang perawat, jumlah anak-anak yang dilaporkan ISPA meningkat tajam dalam bulan terakhir.

Jumlah nya meningkat, berapa tinggi lagi grafik peningkatan tersebut akan bertama per hari. Tidak, saya harapkan hujan segera datang, saya harapkan asap segera berlalu. Orang tua saya pun bercerita bahwa sekolah sudah dua minggu diliburkan karena jarang pandang yang terbatas dan ketidakefektifan belajar di sekolah. Batuk-batuk di kelas dan sulit berbicara karena sesaknya nafas dialami oleh anak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Pagi itu, suatu pagi saya juga dikagetkan ketika menonton televisi dari CNN kalau Musi Banyuasin, memiliki tingkat atau kadar asap terparah di provinsi Sumatera Selatan. Saya mengingatkan banyak hal dirumah, tidak ada asap saja kadang saya merasa sulit bernafas karena suhu udara yang tidak bersahabat. Namun saya juga malu ketika berkomentar ini itu, tetapi tidak bisa membantu. Bantuan yang bisa saya sumbangsikan mungkin cuma sekedar bercerita dan memberikan semangat serta doa semoga semua warga terutama keluarga, sahabat, guru dan sanak famili serta warga semua baik-baik saya.

Membicarakan tentang bantuan, saya yang sedang menempuh pendidikan tidak bisa terjun langsung memberikan laporan, bantuan medis (saya bukan dokter/perawat atau pun yang tahu banyak mengenai kesehatan). Namun, saya sangat memberikan apresiasi ketika banyak iklan-iklan atau informasi yang tersebar di berbagai media sosial yang mengampanyekan untuk membantu saudara kita yang terkena asap dalam bentuk donasi.

Tertanggal 2 November Perhimpunan Pelajar Indonesia Wageningen (PPIW) akan menggelar lunch for charity untuk mengumpulkan dana guna membantu korban asap di Indonesia. Terharu juga dengan membantu informasi bahwa ada di salah satu kota yang mengadakan sholat istisqa “sholat meminta turunnya hujan” seketika saat mereka sholat pun hujan turun.

Saya yakin betul ada makna dibalik kabut yang bernama asap!

 

 

Leave a Reply