Refleksi Tahun Kedua PhD #2

Setelah fieldwork pertama selesai, saya kembali ke Wageningen. Sebelumnya Alhamdulillah sempat pulang ke rumah dan juga sempat menghadari undangan dari National Geographic untuk dilatih menjadi story teller, kegiatan dilaksanakan di Jeju, Korea Selatan. Tidak pernah ada dalam kamus dan bucket lists saya untuk mengunjungi Korea, tapi Alhamdulillah dapat kesempatan mengunjungi Korea dengan gratis plus diberi uang saku by the end of the day. Yuhuuu…. menyenangkan, terlebih lagi yang menurut saya paling menyenangkan adalah karena akan bertemu dengan Explorer lainnya dan dapat belajar dari mereka secara langsung. What a great day!

Lanjut dengan perjalanan tentang PhD, fieldwork kedua dilaksanakan pada bulan September – November 2022. Fieldwork kedua awalnya direncanakan dengan dua mahasiswa unpatti. Akan tetapi ternyata cuma satu mahasiswa yang dapat bergabung. Fieldwork kedua, saya melakukan untuk mengambil sampel air dan kemudian mencoba menyelesaikan permit untuk membawa sampelnya ke Belanda. Oya proses permit ini lumayan cukup menghabiskan waktu dan memang agak menantang. Bagi teman-teman yang bersekolah di luar negeri dan akan melakukan sampling atau fieldwork di Indonesia, bersiap dengan proses ini ya 🙂

Alhamdulillah by the end of November, saya dapat mengantongi surat membawa sampel dan juga surat pelengkap lainnya. Kembali ke Belanda dengan sampel dan barang yang seabrek banyakanya, tidak mudah karena kali ini saya travelling sendiri. Bapak taksi sampai-sampai menanyakan apakah benar saya akan terbang sendiri? lalu kemudian beliau menanyakan apakah mau pindahan? Hehehe… lucu juga karena memang barang yang saya bawa cukup bikin pinggang gempor dan kaki capeknya minta ampun. Saya membawa 2 koper besar, 1 koper medium, 1 koper kabin, 3 box kardus besar yang berisikan sampel (sebenarnya sampelnya sedikit tapi tempat, bio-bottle yang cukup besar) untuk preservasi penerbangan langsung selama 13 jam ke Belanda.

Yuhuuu…. sampai ditempat check-in pun masih ditanyakan oleh petugas, karena barang bawaan saya melebihi jatah bagasi. Untungnya mahasiswa dengan Garuda Indonesia mendapatkan jatah bagasi 40kg dan saya sudah membeli bagasi tambahan 30kg lagi. Barang-barang yang sekiranya massa nya agak berat saya taro ditas dan bagasi kabin (laptop, kamera, buku, dan sebagainya).

Alhamdulillah perjalanan lancar dan petugas Garuda Indonesianya baik. Melihat saya sendiri, beliau menawarkan apakah saya mau duduk/ditempatkan yang juga kebetulan ada spot kosong, jadi cuma seorang diri aja. Yes, tentu saja saya mau… Alhamdulillah perjalanan tidak terasa karena di pesawat tidur dengan selonjoran. Sampainya di Schipol, saya Alhamdulillah udah pesan taksi juga dan bapak yang jemput sudah menunggu di depan pintu kedatangan, dibantuin dan sampailah di Wageningen dengan selamat.

Jangan dipikir begitu sampai langsung bisa istirahat, tentu tidak kawan. Begitu datang, langsung buka koper dan juga kardus sampel. Untungnya di rumah punya kulkas yang mencukupi untuk taro sampel (karena harus beku sampelnya). Jadinya sayapun cepat-cepat unpacking. Baru setelah itu bisa bersantai sedikit, mandi, bebersih diri, dan unpacking kopernya dengan agak santai.

Well, refleksi dari tahun kedua adalah tentang perjuangan untuk mengambil data ke lapang dan juga terkait dengan segala urusan administrasi yang mengharuskan diri untuk lebih sabar lagi. Tentu tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin. Tahun kedua saya habiskan dengan 3 bulan untuk fieldwork pertama, 2 bulan untuk fieldwork kedua. Sisanya untuk persiapan fieldwork, administrasi riset permit, dan sempat terpilih dan diundang bergabung dalam dua event dari National Geographic Explorer Spotlight Asia di Jeju dan National Geographic Women’s Convening di Seoul. Oya selain itu, di awal tahun kedua PhD saya resmi dinyatakan untuk Go dalam Go-No-Go Decision dari kampus dengan langsung ACC proposalnya alias komen dari kedua reviewers baik semua dan tidak perlu melakukan perubahan apapun dalam proposalnya.

Sebenarnya ada juga rasa-rasa di mana saya mulai agak mulai meragukan diri sendiri karena di tahun kedua kok belum ada hasil apapun. Kok belum mulai riset di laboratorium, kok belum ada tulisan atau paper yang publish, kok ini dan kok itunya cukup banyak. Menuliskan semua kejadian di tahun kedua dalam website pribadi ini membuat saya cukup yakin bahwa sekecil apapun dan setidak terlihat usaha yang dilakukan, kalau benar-benar usaha, by the end akan ada hasilnya kok and just keep swimming 🙂

Leave a Reply