Akhir pekan yang indah and Surfing pertama di Egmond

 

Surfing or surface water sport alias dikenal juga dengan istilah selancar, telah muncul niat untuk mencoba salah satu jenis olahraga ini semenjak beberapa tahun silam. Namun, belum ada kesempatan untuk mencoba nya hingga 17 September 2017. Sebenarnya saya berniat memang untuk belajar surfing ketika sohib fieldwork saya bercerita banyak tentang surfing dan kebetulan dia juga seorang surfer. Okay, dalam hati sekembalinya saya ke Indonesia, saya ingin belajar berselancar.

Niat tersebut kemudian saya sampaikan kepada sohib saya. Kebetulan sabtu yang lalu, saya di undang oleh keluarga nya untuk makan malam bersama dan juga stay disana hingga hari senin. Okay, saya bilang suasana baru weekend tidak di Wageningen. Well, ternyata sohib saya merencanakan untuk belajar berkuda pada hari sabtu dan minggu nya untuk berselancar. What? saya yang tak tahu menahu dengan rencana tersebut rada-rada kaget juga, maklum saya belum pernah mencoba kedua bidang olahraga tersebut. Akhirnya saya bilang untuk berkuda mungkin tidak bisa dilakukan, karena saya tidak mau dan cuaca lagi kurang bagus juga, alias hujan, rada becek dan juga dingin tentunya. Alhasil pada hari sabtu, kami tidak jadi berkuda. Namun, sabtu tetap terasa sangat seru. Selepas makan malam, kami mengobrol-ngobrol baik tentang studi saya dan planning saya ke depan juga tentang perjalanan beliau (orangtuanya sohib saya) berlibur di Vietnam. Selanjutnya kami habiskan malam minggu dengan menonton film Okja bersama keluarganya, bersama dengan orang tuanya. Well, singkat cerita menurut saya film ini tidak begitu bagus (saya sendiri jadi tambah merasa enek melihat bab 1, alias B.A.B.I).

Keesokan harinya, setelah sarapan saya dan sohib saya menghadap laptop masing-masing, saya mengerjakan analisis CPCE dan dia mengerjakan analisis statistik nya. Di sela-sela kami mengerjakan tugas kami masing-masing, sekitar pukul 10.30an pagi ibu nya sohib saya mengetuk pintu kamar, beliau membuat jus (saya gak tahu pasti apa saja komposisinya, yang jelas terasa adalah buncis, kacang dan juga kayu manis, enak,,, terima kasih tante) :).

Lalu, sekitar pukul 12an siang, sohib saya menginstruksi kepada saya agar bersiap-siap karena kami akan surfing. What??? Surfing??? Demi apa??? itu tidak ada di planning saya, surprise… katanya. Awalnya saya menolak pelan, karena saya mikirnya, suhu segini (dingin) dan ingin nyemplung ke air untuk surfing??? big no… Hm,,, namun saya sendiri penasaran juga sebenarnya. Alhasil ajakan tersebut saya iyakan. Bersiaplah kami dan segera kami menuju ke pantai dan singgah di rumah temannya sohib saya untuk bersama-sama juga surfingnya.

Saya sebenarnya minder gila, bagaimana tidak, saya belum pernah sama sekali belajar surfing. Jangankan belajar surfing menyentuh papan selancar pun tidak pernah,, hahaha… dan teman-temannya sohib saya ini adalah instruktur nya sufring dan juga sudah sangat terbiasa surfing. Well kalau di bandingkan 0 dan 100 kali ya, saking jauh bedanya. Namun, beruntungnya saya, saya bisa di ajarkan teknik surfing gratis oleh instruktur nya. Hahaha,,,,Alhasil setelah penjelasan singkat, kami siap dengan membawa papan selancar masing-masing menuju ke pantai, Egmond.

Wwoww,,, ternyata setelah menyelupkan kaki ke air laut nya Egmond, lumayan cukup hangat (kata mereka, namun to be clear suhu nya sekitar 17 derajat). hahaha,,, saya di ajarkan teknik bagaimana untuk bisa berselancar dengan benar, menjaga kesimbangan badan hingga bisa duduk bahkan berdiri di papan selancar dengan ombak. Aah,,, catatan sendiri ini, surfing pertama di Egmond. Saya jadi teringat ketika seumur hidup saya (18 tahun waktu itu) belum pernah sama sekali naik kereta api, eh malah naik kereta api pertama di Thailand. Sekarang juga begitu, pertama kali coba surfing eh malah di Egmond, Belanda. Nice!!!

Setelah surfing, kurang lebih satu setangah jam, kami pulang dan sesampainya dirumah, ibu nya sohib saya telah memasak sup. Wwuuuhuuu,,, what a nice day! Beliau paham bener, setelah kami nyemplung air tentulah dingin dan sup menjadi penghangat yang sempurna. Makan sup bersama, nikmat rasanya. Cuaca di Egmond juga cukup bersahabat dan indah sekali hari ini, ada juga pelangi, warna-warni menghiasi langit siang itu.

Setelah kami makan sup, orang tua nya sohib saya ternyata juga telah merencanakan untuk mengajak kami berkunjung ke museum shell (kerang-kerangan) yang ada di Egmond. Saya lupa nama tempatnya apa, namun jarak tempuh tidak begitu lama, kurang dari 15 menit kami sudah sampai di lokasi. Kami juga sempat mampir ke galeri seni dan beliau menjelaskan kepada saya, beberapa items yang sedang dipamerkan (saya lupa mengenakan jaket saya, sekeluarnya dari mobil, sehingga tampaklah di foto saya menyilangkan tangan, kedinginan tante… jahahaha).

Museum yang kami kunjungi ini merupakan koleksi pribadi dan masukpun tidak berbayar. Pemilik museum sangatlah ramah, beliau menjelaskan dengan seksama, apa dan apa, ekologinya bagaimana dan beliau mendapatkannya dimana. Aah, ini menimbulkan ide buat saya, agar beberapa koleksi yang telah saya punya juga mungkin bisa di dokumentasi dan dikoleksi pribadi. Yuhuu :). Next target, punya koleksi bivalvia, gastropoda ataupun makluk air lainnya.

Terima kasih telah memberikan weekend yang sangat menyenangkan dan tetap produktif (malam harinya, selesai makan malam, kami sempat mengobrol sebentar dan membaca artikel yang disiapkan untuk meeting esok hari). Weekend yang indah di dua minggu terakhir saya di Belanda. Terima kasih 🙂

 

Leave a Reply