Tokyo, Jepang, 15-23 September 2014.
Saya tidak pernah berpikir akan mengunjungi mu secepat ini dengan biaya NOL RUPIAH. Saya mengikuti program JENESYS yang kurang dari 24 jam program tersebut sudah tutup. Persyaratan yang diajukan dalam mengisi aplikasi bisa dibilang susah-susah gampang.
Karena membutuhkan fotokopi passpor dan aplikasi nya…
bagi kebanyakan teman saya yang lain fotokopi passpor merupakan masalah dengan waktu kurang dari 24 jam, karena passpor mereka ada di rumah.
Saya ingat betul pada hari itu, saya menunggu teman saya untuk mengirimkan berkas kami bersama pada hari H. sebelumnya saya sudah berpesan, kita mengirimkan berkas nya sebelum pukul 12 siang. karena jika sudah melebihi jam tersebut kalau pengiriman menggunakan jasa JNE akan di include kan ke pengriman hari berikutnya..
Pukul 11.07 saya pastikan jam tangan dan jam digital di handphone saya padu. Tak kunjung ada kabar dari teman saya, bukan bermaksud tidak ingin mengirimkan berkas bersama atau menunggu. Tetapi berkas saya pun ditunggu, mengadu nasib dengan sejumlah applicant lainnya.
Alhasil, saya permisi untuk mengirimkan berkas saya dahulu, Pengumuan di Bulan Maret 2014, untuk batch yang saya ingin ikuti ternyata nama saya dan kawan saya tidak ada, mean belum lolos.
karena memang saya tidak terlalu berminat dengan Jepang, Namun penasaran dengan program yang di informasikan, rasa kecewa memang tetap ada.
Hingga pada bulan Juni akhir saya kemudian mendapatkan email kembali dari pihak panitia. bahwa berkas saya sudah diterima dan dinyatakan lolos untuk mengikuti program JENESYS dalam batch selanjutnya : science and technology.
sontak saya bingung, saya tidak tahu kalau program JENESYS ini berperiode 4 kali dalam setahun, namun pelaksanaan program ini bertepatan dengan tanggal pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional 2014. Setelah saya melakukan negosiasi dengan panitia ternyata saya tidak bisa ikut di tanggal yang ditentukan dan saya tidak bisa ikut di batch selanjutnya pada bulan September.
Setelah beberapa lama mengobrol dengan pihak panitia dengan pesawat udara, akhirnya Mba Dini menyatakan, agustin bisa ikut di batch September asalkan ada pengganti nya di batch September yang mau bertukar untuk berangkat di bulan Juli.
Susah payah saya menelpon beberapa peserta lolos yang saya kenal ataupun pernah berelasi dalam lomba. Namun, semua mengatakan tidak bisa karena kegiatan a,b,c….z. Hingga satu nama yang tersisa yang saya tidak kenal, belum pernah terbaca. satu harapan terakhir untuk ke Jepang dengan biaya NOL RUPIAH.
Untung seribu kali untung jaman sekarnag sudah canggih, om google membantu saya dengan sangat, iseng saya coba ketikan nama terakhir dalam mesin pintar itu. alhasil saya menemukan beberapa link terkait nama tersebut dan jreng jreng….
ternyata nama tersebut ada kaitannya dengan kegiatan ISYF yang dilaksanakan di WAKATOBI, sontak saya teringat adek tingkat yang sama juga mengikuti kegiatan tersebut.
Handphone sigap ditangan, berderinglah pintu komunikasi dengan adek tingkat menanyakan apakah tahu dengan nama X, ternyata eh ternyata,,, si Retno tahu dan punya nomernya. langsung sigap saya meminta nomer tersebut dan menghubungi nya…
Awal telepon di angkat saya langsung memperkenalkan diri dan alhamdulillah tanpa disangka dia mengenal saya.. 🙂 (saya terkenal:PD BENER)
hahahahaha…..
Kali ini saya mengobrol tidak membicarakan untuk berganti batch namun menanyakan kegiatan di WAKATOBI bagaimana, bla bla bla…
hingga omongan mengalir enak saya baru mengutarakan hal yang sebenarnya, dan seperti mendapatkan 6 blocks free dalam permainan line pop. saya senang sekali mendegarkan jawabannya kalau mau berganti batch dengan jaminan itu diperbolehkan panitia..
Alhamdulillah,,, saya menuju Tokyo menjadi 15 September 2014.