Kota karaton yang terkenal dengan adat jawa yang kental, makanan yang manis, penduduk yang ramah dan pasar-pasar tradisional serta tempat wisata ternama. Siapa yng tidak kenal kota keraton ini, digemari untuk dikunjungi berwisata bukan lagi rahasia umum masyarakat Indonesia. Selain banyak tempat untuk berwisata Yogya juga terkenal murah.
Ah, saya jadi ingat pertama kali saya ke Jogja bersama keluarga besar (beserta kakek-nenek dan temannya kakek nenek, anak-anak dan cucu-cucunya). Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Kunjungan wisata benar-benar kami lakukan, benar-benar wisata. Beberapa pantai waktu itu seperti Parangtritis dan Baron masuk ke dalam list. Malioboro hingga lanjut kunjungan Borobudur yang ada di Magelang, Prambanan dan hingga melipir ke Pasar Klewer yang ada di Solo.
Namun, sampai sekarang sampai di akhir perkuliah pendidikan strata satu pun saya sering mengunjungi dan jatuh cinta kepada Yogya. Alasan yang tepat adalah bermain dan bersilahturahmi dengan kawan, karena beberapa kawan saya melanjutkan pendidikan di Kota Pendidikan, Ngayogyakarta. Yogya menjadi list pertama dalam list liburan saya untuk keluar kota.
Ngayogyakarta, negeri karaton, saya jauh beribu-ribu mil dari mu. Tetap lekat kenangan Jogja. Lekat perjalanan dengan kawan, lekat perjalanan pendidikan. Yogyakarta, saya merindukanmu. Bubur di jalan Malioboro di pagi hari ditambah dengan teh hangat tawar yang hanya merogoh kocek 7000 rupiah, iya 7000 tidak lebih :).
Nasi kucing, kopi jos dan/atau Gudeg wijilan di alun-alun kidul memang enak rasanya. Yogya mantra apa yang kau berikan pada saya, hingga saya sangat merindukan mu. Terakhir kali kita bersapa saat pergantian tahun yang lalu, pergantian tahun 2015 yang saya lewati dengan tidur bukannya keluar melihat kembang api, melihat perayaan tahun baru.
Salam rindu Yogya.
Borobudur
Gumuk Pasir
Taman Sari
Museum Kereta
Monjali (Monumen Jogja Kembali)
Prambanan Temple