Sebagai manusia berdarah Sumatera: cap dua kelinci!!! Lidah “cuko”, kuahnya pempek, tak bisalah ditipu kalau kangen dengan masakan rumah yang biasanya sarapan hampir selalu dalam list adalah pempek. Ya memang, orang yang bukan asli Sumatera Selatan, mungkin berpikir pagi-pagi sarapan pempek??? dengan cuko yang pedas? perutnya tidak apa-apa??
Ya karena dari umur 3 tahun mungkin kami sudah akrab dan berteman dengan pempek. Well kali ini karena tidak ada yang jualan pempek disini, alhasil coba-coba lah sebagai “wong kito galo” membuat pempek. Awalnya niat ini sempat jadi gak jadi, karena dalam pikiran saya membuat pempek tak semudah goreng sosis dan kasih saos atau telur gulung jajanan anak SD.
Akhirnya berbekal dengan ajakan anak PhD pun saya membuat pempek dengan menggunakan ikan salmon. Iya, ikan salmon, ikan yang terkenal mahal kalau di Indonesia disini harganya lebih murah daripada ikan anchovy, ikan kecil-kecil, orang Sekayu menyebutnya ikan “seluang”. Karena ketidaktahuan bagaimana cara membuat pempek dari ikan salmon akhirnya saya sotoy, ikan nya saya rebus.
Setelah bertanya kepada sang empuh nya membuat pempek dirumah a.k.a mama, ternyata ikan tidak direbus dan bisa di blender kalau itu bukan ikan giling. Tak apa alah ujung-ujungnya ternyata bisa juga dijadikan pempek. Komposisi membuat pempek yaitu ikan (500 gram), tapioka (500 gram), garam (1sdt), telur (2 butir), mentega ( 1sdm). Mama bilang sih harusnya perbandingannya 1:2 antara ikan dan terigu nya. Namun karena ikannya ini sudah saya rebus yang artinya rasa ikannya sudah berkurang jadinya komposisi tersebut diatas.
Kemudian untuk cuko nya cukup dengan bawang putih, cabe, asem jawa, gula jawa dan sedikit garam. Cukup simpel memang kalau ditulis namun proses membuat nya,,,, aduhaii,,, tak cukup 60-90 menit. Maklum dengan koki gadungan seperti saya.
Akhirnya jadi pula pempek nya, setelah proses yang cukup rumit.