Saya pernah membaca tentang bagaimana cara agar tulisan kita menjadi tulisan yang kaya. Kaya akan makna dan mengayakan bagi pembacanya. Terlepas dari itu semua artikel yang pernah saya baca menyampaikan bahwa menulis itu bukan dari kata-kata elit yang digunakan. Bukan pula dari tata cara bahasa Indonesia yang baik dan benar titik serta komanya. Salah satu contoh disebutkan yakni banyak buku-buku yang terpajang rapih di gra**di* yang tulisannya kadang biasa-biasa saja namun banyak juga para pembacanya (karena penulisnya kaya akan keikhlasan untuk berbagi).
Saya mulai belajar mengenal tulisan dan menulis sejak kelas dua SMA. Hal yang memacu saya untuk menulis kala itu, ada seorang teman yang selalu mengikuti perlombaan ilmiah yang artinya lomba melalui sebuah karya tulisan hasil dari eksperimen yang dilakukan. Saya ingat betul waktu itu, betapa banyak coretan merah hasil koreksi dari guru mengenai tulisan saya yang sangat mengenaskan. Baik dari kosakata yang digunakan, kebakuan kata, urutan serta ide yang berkembang yang masih loncat sana dan sini. Sampai-sampai saya dilabel dengan bahan candaan bahwa ciri tulisan saya adalah tulisan yang lompat-lompat.
Tetap memilih jalur yang sama, saya tetap menekuni dunia kepenulisan. Walaupun sampai sekarang tulisan saya masih tulisan gadungan. Tak ada yang salah dengan berproses, jalur yang sama mengajarkan saya tidak hanya proses yang akan lebih mematangkan. Namun juga proses untuk berekspansi lebih luas. Ekspansi untuk menuliskan semua yang menjadi buah pikiran saya secara pribadi terhadap apapun.
Pelajaran Bahasa Indonesai adalah pelajaran yang cukup indah membuat kantung mata saya mudah tertutup. Bulir-bulir air di ujung mata tak jarang menetes karena menguap. Sebaliknya, Bahasa Inggris yang bukan bahasa ibu senang saya pelajari. Walaupun Bahasa Inggris saya juga pas-pas an, saking cinta nya dengan bahasa bule saya membuat catatan kegiatan harian dalam kertas A4 yang dibagi empat dalam bahasa Inggris. Sama, hasilnya setelah catatan-catatan tersebut saya sodorkan kepada guru Bahasa Inggris hasilnya adalah coretan-coretan merah. Gurata-guratan jelas semua nya menutupi tinta hitam di kertas pulih A4 dibagi empat.
Tetap namanya juga proses,,,, tulisan bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris yang telah tercatat memberikan manfaat bagi saya secara pribadi. Ketika saya sempatkan membaca ulang apa yang sudah saya tulisan, hasilnya adalah saya tertawa sendiri, geli melihat tulisan-tulisan tersebut. Saya baru menemukan bahwa tulisan kaya adalah tulisan yang terus bertransformasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya mencoba untuk lebih baik.