20-21-22 Agustus 2016

Setahun lebih tujuh hari tahun 2015, saya berangkat dari Jakarta menuju Belanda untuk melanjutkan studi. Hari ini tertanggal 20 Agustus 2016 hari Sabtu saya akan terbang kembali ke tanah air. Pagi harinya sudah saya persiapkan semua barang-barang yang akan saya bawa pulang terutama titipan orang-orang dan sedikit oleh-oleh. Ikut terbang bersama maskapai yang tergabung dalam sky team  yang juga merupakan salah satu maskapai terbaik di Indonesia perjalanan Amsterdam-Jakarta dapat ditempuh dalam waktu lebih dri 14 jam.

Hari itu, saya di antarkan oleh Istiqomah Nurfitri, salah satu mahasiswa WUR juga yang mengambil studi tentang consumer. Entah ada angin apa sehari sebelumnya Isti mengirimkan pesan menanyakan tentang kepulangan saya dan berkebetulan Isti juga ingin main ke Amsterdam, untuk cari-cari bunga dan pernak-pernak lainnya. Tepatnya karena saya juga ingin mencari oleh-oleh kaos untuk Aba, Kuyung (kakak, Sekayu) dan Dini (nama adek saya) yang belum saya belikan.

Sayang sekali, sepertinya saya tidak bisa jika harus mampir ke Amsterdam dulu untuk cari oleh-oleh (kaos) untuk mereka. Akhirnya saya putuskan untuk membelinya di airport, alhamdulillah ada. Legah rasanya udah membelinya, karena saya sendiri yang janji akan membelikan kaos untuk aba, kuyung dan dini :). Well, setelah selesai membeli kaos saya langsung menuju counter untuk check-in dan Isti akhirnya juga melanjutkan agendanya untuk hunting bunga dan/atau barang lainnya.

Saya berada di line untuk antri maskapai negeri sendiri. Bisa ditebak kan, ternyata penumpangnya pun hampir 70% adalah orang Indonesia. Terheran-heran juga saya dalam hat, ternyata banyak juga orang-orang Indonesia yang liburan, kerja, pulang kampus dari Belanda ke Indonesia. Saya bertemu dengan empat orang pemuda yang merupakan pekerja di kapal dan berkesempatan pulang. Dua dari beliau adalah orang Jawa Barat, satu orang Bali dan satu orang Jakarta. Sempat mengobrol sedikit ternyata beliau bekerja di kapal perikanan yang keliling-keliling mulai dari North Sea hingga ke Laut Mediterania. Kemudian dibelakang saya ada ibu-ibu yang sudah 26 tahun tinggal di Belanda (umur beliau sekitaran 60an) dan suami beliau orang Belanda. Beliau orang Surabaya dan ingin pulang berlibur ke Indonesia. Beliau menanyakan tentang studi saya, bagaimana cara mendapatkan beasiswa nya dan darimana beasiswa yang saya dapat.

Selebihnya, ketika saya boarding isi pesawat adalah kebanyakan orang Indonesia namun campuran Cina. Orang Cina lebih tepatnya yang telah tinggal, menetap dan berbisnis di Indonesia. Penduduk pribumi sudah kental warna nya dengan warga tirai bambu itu. Setelah memasuki pesawat, saya disambung dengan pramugari dengan senyuman khas Indonesia dan ramah berbahasa Indonesia. Well, baru masuk pesawat saya sudah berasa di Indonesia. Makanan yang disajikan untuk makan malam dan sarapan pun adalah menu Indonesia yakni rendang. Namun, waktu itu saya sendiri belum berani mengosumsi makanan yang berpotensial menyebabkan sakit perut karena pedas (karena kadar kepedasan saya menurun drastis dengan minim dan mahalnya cabai). Akhirnya saya memilih telur dadar dan jamur. Kemudian perjalananan saya, saya isi dengan membaca buku The Ecological Detective dan menonton dua film yang saya sendiri lupa judulnya (karena menonton hanya untuk membunuh kebosanan di pesawat).

Singkat cerita, tertanggal Minggu, 21 Agustus 2016, saya sampai di Jakarta sekitar pukul 12.40 WIB. Di bandara Soekarno-Hatta saya sempat bertemu dengan Ben (Sang Tapir) yang menemani dari Terminal 2 Soetta sampai Terminal 3 (karena saya akan terbang lagi, penerbangn domestik Garuda Indonesia semenjak 9 Agustus 2016 dipindahkan ke Terminal 3). Menaiki shuttle bus, fasilitas yang diberikan airport saya mulai agak garuk-garuk kepala sendiri. Bus nya sudah saya tunggu hingga 20 menit namun tak kunjung datang. Sementara penumpang sudah menumpuk menunggu untuk pindah ke terminal lainnya. Well, akhirnya dapatlah shuttle bus, saya menunggu di jalur tempat seharusnya penumpang menaiki bus. Namun penumpang lainnya sudah menyerbu bus walaupun bus belum berhenti. Akhirnya bus berhenti dan penumpang naik (tidak pada tempatnya). Salah satu petugas menyuruh saya untuk mengejar bus dan naik juga seperti penumpang lainnya. Namun saya menjawab, saya menunggu disini karena ada tandanya penumpang naik disini Pak. Akhirnya Si Bapak senyum simpul saja. Kemudian bus selanjutnyapun datang, saya tetap menunggu digaris itu dan bapak supir bus akhirnya berhenti ditempat yang memang seharusnya :). Tetapi, ada-ada saja penumpang yang tetap bandel (memberhentikan bus tidak pada tempatnya, tidak sabar menunggu). Ujian pertama!!!

Kemudian sesampainya di terminal 3 saya akhirnya check in dan bagasi saya berlebih (10kg, karena jatah penerbangan domestik 20kg). Setelah check-in saya juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Laras (Ranger). Aalhamdulillah, senang bisa bertemu walaupun cuma dalam hitungan kurang dari 3 jam. Bercerita panjang lebar kami pun akhirnya memutuskan untuk sholat ashar dahulu sebelum saya berpamitan untuk boarding (untuk penerbangan ke Palembang) dan tak lupa kami mengabadikan momen dengan foto-foto :).

Pukul 19.17 WIB saya sampai di terminal Sultan Mahmud Badaruddin II-International Airport Palembang. Alhamdulillah, setelah bagasi semua saya ambil, di pintu kedatangan saya lihat senyum dan dua bola mata mama yang berbinar, mata yang selalu memberikan saya harapan. Aba, Anang (kakek), Ine (nenek), dan kuyung (kakak). Perjalanan tidak langsung saya lanjutkan ke Sekayu (rumah). Namun, mampir dahulu ke rumah kupek (ayuk, Palembang, mbak, Jawa, kakak perempuan, Indonesia) dan yuk Dina untuk bersilahturahmi menengok dua jagoan (keponakan saya) a.k.a. Lifi dan Abam. Makan malam dengan pindang daging, pempek di rumah yuk Dina. Singkatnya saya sampai di rumah (Sekayu) sekitar pukul 03.00 WIB dan baru bisa tidur sekitar pukul 03.30an WIB.

Leave a Reply