Resmi menjadi mahasiswa Wageningen, tertanggal 31 Agustus 2015 karena hari itu adalah kelas pertama yang saya ikuti di Periode pertama. Well, ada beberapa teman yang saya kenal sebelumnya di hari perkenalan kampus dan kehidupannya waktu mengikuti Annual Introduction Day (AID). Namun ternyata, sedikit kagok juga dengan jumlah mahasiswa sekelas mungkin sekitar 80an orang. Well, hal ini dikarenakan dengan mata kuliah ini bisa diambil juga oleh mahasiswa Bachelor yang artinya ada variasi yang besar dalam background atau kemampuan dari tiap mahasiswa.
Minggu pertama kuliah, semua menjadi masa penyesuaian dengan sistem belajar nya, jam belajar, cara mengajar dosen, cara respon mahasiswa dan serangkaian interaksi lainnya. Berjalan bulan pertama, saya diperkenalkan dengan seorang dosen yang telah melakukan PhD nya di Indonesia dan seorang dosen yang akan mempunyai projek di Indonesia.
Dikenalkan oleh Wildan kepada beliau, merupakan kesempatan yang baik (terima kasih atas kesempatannya). Tidak tanggung-tanggung perbincangan waktu itu langsung mengarah ke projek apa yang akan mereka kerjakan dan langsung memberikan tawaran kepada kami mahasiswa Indonesia (MAM student). Well sedikit banyak saya juga bingung, karena belum genap sebulan kuliah disini, sudah ditawari projek.
Kesempatan yang jarang mungkin terjadi, yang saya bingung adalah bagaimana beliau bisa menawarkan projek tersebut padahal kami baru saja datang dan belajar beradaptasi dengan dunia pendidikan disini. Well, kemungkinan terbesarnya adalah karena kami adalaha mahasiswa Indonesia dan projek yang akan dijalankan juga di Indonesia, yang berkemungkinan akan memudahkan komunikasi karena bahasa Indonesia. Jika diambil sisi positif lainnya adalah karena projek yang ditawarkan ini adalah projek yang baru, atau inisiasi untuk projek selanjutnya (jika berhasil) kami mendapatkan kesempatan yang besar untuk berpeluang jika memiliki kinerja baik untuk melakukan kerja lainnya. Selain daripada itu, dosen lainnya manawarkan jika saya tertarik dengan topik tentang biodiversitas dan akan bermain dengan genetik dengan metode “transcriptome” atau gen expression. Well no idea, tentang topik ini namun saya tahu saya mempunyai ketertarikan dan ingin memiliki satu keahlian atau fokus dibidang yang memang sangat spesifik.
Well, terus terang berdasarkan penjelasan yang diberikan saya masih bingung dengan topik apa yang akan saya ambil nantinya. Terlalu dini memang, disaat semua orang masih memikirkan tutorial, praktikum dan menyiapkan exam, saya menanyakan apakah saya suka dan sesuai dengan projek ini??? Ada beberapa kabar yang saya dengar adalah, fokuskan dahulu untuk memenuhi syarat minimal jumlah ECTS/SKS untuk tahun pertama (30 ECTS). Karena jika kurang dari itu tingkat kelulusan kita, maka secara otomatis kita akan di deportasi atau dipulangkan ke negara asal dengan anggapan kita tidak mampu mengikuti sistem pendidikan di Belanda.
Well alhamdulillah setelah melewati dua periode, saya tidak melakukan re-exam, walaupun dengan nilai yang pas, cukup memuaskan dan bagus. Variasi nilai ini memang saya anggap wajar, karena memang belajar pagi, siang, sore dan malam pun disini rasanya tidak cukup untuk mendapatkan nilai bagus. Namun, bisa ditanyakan lagi kepada diri sendiri, apakah hanya nilai bagus yang akan dikejar??? Meskipun nilai yang bagus memberikan sedikit banyak jaminan untuk standar tertentu.
Okay, kembali lagi kepada minat thesis, karena di periode kedua saya mendapatkan nilai yang cukup untuk lulus saja (6), saya mengirimkan pesan kepada dosen pengampuh dan ingin membahas tentang soal ujian tersebut, bagaimana jawaban yang benar, apa jawaban saya yang salah atau tidak sesuai dengan ekspektasi dari soal. Alhasil, memang tidak cukup menjawab pertanyaan saja dalam menghadapi ujian harus ada penjelasan akan jawaban yang diberikan. Pada akhirnya saya mengajukan diri untuk mengikuti re-exam. Dosen pengampuh sudah memperbolehkan namun apa daya ketika ditanyakan kepada pihak administrasi tidak bisa (sesuai dengan aturan dari Universitas setiap mahasiswa yang telah lulus >5.5 tidak bisa mengikuti re-exam) untuk memperbaiki nilai. Well done, akhirnya saya memberikan argumentasi bahwa saya memilih spesialisasi Marine Resource and Ecology dan nila ekologi saya 6??? Sebenarnya pertanyaan itu saya ajukan kepada diri saya sendiri. Namun, secara tidak terduga dosen pengampuh malah menjawab, “well done, will join our chair group then?” what??? senyum kecut juga akhirnya tergambar dari wajah saya. Segera beliau merespon, nilai bukan penjamin bahwa kamu seorang ecologist ataupun tidak :). Ya, walaupun demikian adanya nilai saya,,, statement yang beliau berikan di akhir pertemuan kami membuat saya berpikir positif dari ujiannya ini.
21 Januari 2015, hari ini hampir lima bulan saya mengikuti perkuliahan dan sekarang periode ketiga. Senin, 25 Januari 2015 saya akan melaksanakan ujian kembali di mata kuliah Marine Resources Management. Jadwal hari ini adalah question hours: membahas jika ada pertanyaan yang tidak dimengerti dan sebagainya untuk mempersiapkan exam. Jumlah mahasiswa yang hadir hari ini tidak banyak, saya menjadi mahasiswa pertama yang datang ke kelas. Padahal jadwal kelas 8.30 dan sekarang sudah menunjukkan pukul 8.27. Sempat kagok tidak ada orang dikelas, apakah saya salah kelas? salah jadwal?? atau bagaimana,,,
Ternyata berselang 10 menit kemudian, beberapa mahasiswa lainnya pun datang dan dosennya juga. Beliau meminta maaf atas keterlambatannya, kelas dimulai dengan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Akhirnya saya juga menanyakan pertanyaan yang belum saya mengerti. Diakhir pertemuan beberapa mahasiswa ada yang segera meninggalkan kelas dan ada yang beberapa masih berdiskusi dengan dosen. Saya dan 3 mahasiswa lainnya (Christ, Kashem and Jiacomo) masih berdiskusi kecil terkait dengan beberapa grafik dan kemungkinan pertanyaan yang akan keluar). Sampai akhirnya, dosen juga mau meninggalkan kelas namun beliau bertanya kepada saya: “can we talk for a moment?”, “yes, sure” jawab saya. Akhirnya beliau menanyakan bahwa apakah saya sudah punya rencana terkait thesis dan/intership ??? Saya jawab, iya sudah tapi masih belum dipastikan. Kemudian beliau menimpali kembali, mau bergabung dengan chair group beliau???
Ternyata, beliau juga mempunya projek di Indonesia terkait dengan ikan tuna dengan MDPI di Bali. Kebetulan projek ini dilaksanakan di Ambon dan Pulau Buru, Maluku. Akhirnya, beliau menawarkan “can we take a sit?, you have a time right?”, “ya,” jawab saya singkat. Akhirnya beliau menjelaskan tentang projek nya kurang lebih terkait dengan fisheries monitoring dengan ikan tuna. Well, di akhir perbincangan ini beliau memberikan argumen untuk dipertimbangkan jika tertarik untuk projek ini dengan melakukan thesis dengan beliau. Saya menjawab saya akan mencari informasi nya terlebih dahulu dan beliau membalas “yes, it’s not an obligation, but if you are interested it would be nice”.