Apakah hari pendidikan nasional hanya dijadikan sebagai simbol dan ajang upacara di berbagai titik-titik sekolah dan kantor pemerintah di seluruh Indonesia? Pertanyaan yang selalu terbayangkan setiap tanggal 2 Mei. Bagaimana tidak, tertanggal 2 Mei berbagai sosial media dipenuhi dengan seliweran ucapan selamat hari Pendidikan Nasional menumpuk di dinding facebook, berbagai artikel dari koran, serta media internet lainnya. Tahukah kita darimana adanya Hari Pendidikan Nasional?
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang akrab kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara (sejak 1992), lahir pada 2 Mei 1889. Beliau adalah pendiri taman siswa yang menampung dna menggerakkan penduduk pribumi untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan. Semboyan tut wuri handayani yang dicetuskan beliau kini menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional di Indonesia. Sekarang tak perlu kita takut untuk sekolah, tak perlu sembunyi-sembunyi untuk belajar, beberapa kali saya mendengar kalimat “Belanda masih jauh” yang kerap dijadikan alasan untuk bermalas-malasan belajar. Sungguh apakah kita tidak malu????
Kedua orang tua saya dulunya adalah seorang guru (sebelum beliau menikah, sekarang hanya mama yang masih menjadi guru, abah bekerja di Dinas Kesehatan). Beliau mengajar di Sekolah Dasar, mama mengajar di Sekolah Dasar Islamiyah dulunya, sekolah saya juga ketika SD. Saya ingat betul, mama selalu menolak jika saya ditempatkan kepala sekolah di kelas yang beliau ajar, bukan karena tidak mau mengajarkan anaknya sendiri, melainkan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Beliau mengajarkan mendidik tidak harus selalu ditangan beliau (untuk di sekolah)
Sekarang, saya sudah melewati masa-masa sekolah yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia (wajib belajar 9 tahun/12 tahun). Tetapi arti pelajaran yang sesungguhnya baru saja dimulai! Belajar arti kehidupan yang tingkatan ujiannya jauh lebih sulit sekaligus lebih mudah. Ki Hajar Dewantara, telah melewati masa belajar dalam hidupnya. Belajar yang sebenarnya, beliau mengajarkan bagaimana memaknai pendidikan, pemikirannya yang tajam tertuang dan tertuwujudkan dalam bentuk pengabdiannya di taman siswa.
Ki Hajar Dewantara, sosok yang lekat dengan “tut wuri handayani“nya
Ki Hajar Dewantara, pendiri taman siswa
Ki Hajar Dewantara, telah mengajarkan dan menerapkan serta menyontohkan arti pendidikan yang sesungguhnya.
Ki Hajar Dewantara, telah berpulang ke rahmatullah pada 14 November 1945
Ki Hajar Dewantara, diwujudkan oleh sosok kedua orang tua, keluarga, guru, dosen dan sahabat-sahabat semuanya.
Hari Pendidikan Nasional itu ada pada diri kita sendiri yang sepatutnya dijadikan bukan hanya sekedar simbol.