29 November 2016.
Maskapai yang tergabung ke dalam sky-team Indonesia akan mengantarkan saya terbang ke Jakarta-Amsterdam. Perjalanan ini harus saya tempuh melalui Semarang, harus dari Semarang lebih tepatnya, karena tiket yang sudah di booking adalah Semarang-Amsterdam dan transit di Jakarta. Hal ini menyebabkan saya harus kembali ke Semarang sehari sebelum keberangkatan (karena tidak ada jadwal di hari H keberangkatan yang memungkinkan).
Dari Sekayu saya bersama keluarga (Mama, Aba, Isat, Nico dan Uwi) menuju Palembang, menuju Sultan Mahmud Badaruddin II pada 28 November 2016. Jadwal saya yakni pukul 05.30pm, kami berangkat dari rumah sekitar pukul 11am kemudian kami sempatkan mampir untuk makan siang di rumah makan tahu sumedang (anyway rumah makan ini yang saya kami tuju ketika saya pulang 24 November namun tutup). Alhamdulillah kesampaian juga hari itu.
Well singkatnya saya sampai Semarang pukul 8.45pm, iya tepat pukul 8.45pm pesawat saya landing di Semarang. Dijemput oleh Mas Risky dan alhamdulillah saya akhirnya makan malam bersama juga penyetan 50:50 di Tembalang. Kemudian, bergabung jugalah Mas Tyo dan Mas Lukman sembari memberikan surat keterangan untuk saya dalam membawa beberapa sampel. Setelahnya saya diantarkan pulang ke kosan Cici dan Aini (lagi, lagi nebeng), berganti baju, cuci muka, sholat dan akhirnya saya putuskan untuk tidur (tentunya dengan masih kepikiran tentang hal yang akan saya tinggalkan di Semarang, sampel, bla,,bla,,bla).
Keesokkan harinya, saya sempatkan ke laboratorium Biologi Laut untuk memastikan bahwa sampel yang akan saya tinggalkan tidak menyimpan ketidakmengertian atau kerancuhan terhadap apapun. Kemudian sekitar pukul 11 saya membawa beberapa sampel untuk di pack dengan benar, selesai sekitar pukul 12.30, tak lama kemudian Mas Risky dan Mas Tyo datang menjemput untuk mengantarkan saya ke Bandara, sebelumnya kami sempat mampir makan siang terlebih dahulu di Recheese, saya memilih menu biasa (tidak level-levelan pedas) karena khawatir saya akan perjalanan panjang. Akhirnya, alhamdulillah saya terbang dari Semarang-Jakarta.
Sesampainya di Jakarta (17.30), saya merasa lapar dan akhirnya memutuskan untuk makan di KFC seperti biasa. Untungnya ada bangku kosong dengan posisi yang lumayan enak (karena saya makan sendiri). Saya memesan paket box rice, KFC soup dan mango float. Selepas menyantap paket box rice saya sebenarnya sudah kenyang, alhasil saya membaca buku sembari bersantai untuk menunggu flight selanjutnya pukul 22.20. Sekitar pukul 20.00 Laras datang, jadilah kami mengobrol ria, berselang 45 menit kemudian, saya memutuskan untuk check in dan Laras pun pulang.
Di ruang tunggu E5 Soekarno Hatta terminal dua, ketika mau boarding saya dipersilahkan oleh seorang Bapak untuk terlebih dahulu. Namun saya tidak ingin memotong antrian beliau juga, beliau menanyakan “mau ngapain ke Belanda?” saya menjawab “mau belajar pak, saya mahasiswa”. Beliau melanjutkan kembali menanyakan bersekolah dimana, dan saya menjawab Wageningen University and Research, berlanjut beliau menanyakan tentang jurusan apa yang saya ambil dan saya menjelaskan mengambil tentang Marine Animal Ecology Pak. Pertanyaan beliau berlanjut sampai akhirnya antrian saya untuk menunjukkan boarding pass. Selepas itu saya bergegas (tidak ingin mengobrol tepatnya karena ngantuk) masuk ke pesawat dan mencari tempat duduk.
Begitu sampai di pesawat, kursi 22K saya langsung memasangkan safety belt, membuka selimut dan membuka headset (segera set music) dan tidur. Well ya, tidak ada alasan bagi orang sebelah saya untuk mengajak saya mengobrol (memang sedikit egois, tapi apa daya mata saya sudah 2 watt mungkin). Disela-sela perjalanan tentunya saya bangun untuk makan, nonton, membaca dan juga melihat-lihat melalui jendela (walaupun cuma ada hitam).
Melalui jendela saya lihat kerlap-kerlip lampu kota Amsterdam, tak lama kemudian pilot mengumumkan bahwa kami akan segera landing. Mengagetkan saya memang, mendengarkan bahwa suhu udara di darat adalah minus dua derajat celcius. Wwoowww.. saya yang baru saya terbang dari suhu 31 derajat rata-rata tiba-tiba, tiba di negara yang sedang bersuhu minim. What a life :). Mengajarkan saya bahwa memang sesuatu bisa dengan gampangnya berputar-putar.