Wisata ke Italia??? Siap-siap mental dan naik darah.

Saya tidak hanya mimagesenuliskan cerita-cerita indah ketika melakukan wisata. Belajar dari tulisan atau buku nya “the naked traveller” saya akan menuliskan pula hal-hal yang kurang mengenakkan hingga menjadi “enek“. Bukan bermaksud men-generalisasi-kan Italia. Akan tetapi, kali ini kesan yang saya pribadi dapatkan bagi kamu-kamu yang ingin berlibur ke Italia adalah sebagai berikut:


  1. Siapkan mental dengan baik karena, saudara-saudara akan naik darah dengan cepat. Berdasarkan pengalaman bahwasanya orang Italia berbahasa Inggris dengan logat Italia yang kental yang kadang membuat kita tidak begitu mengerti apa yang diucapkan. Pengalaman ketika di Milan, petugas atau pemilik hostel di Milan ketika mengantarkan ke airport beliau menanyakan sesuatu. Akan tetapi kami bertiga tak ada satupun yang mengerti apa yang beliau tanyakan. Kemudian saya mencoba mengulang “Sorry,  I beg your pardon“. ketika beliau mengulang pertanyaan yang sama saya, sama sekali tidak mengerti dan hasil akhirnya beliau menunjukkan wajah kesal dan mengumpat dalam bahasa Italia.
  2. Ketika membeli makanan di restoran setempat, siap-siaplah dengan pelayanan yang kadang kurang berkenan. Hal ini beberapa kali saya alami, ketika memesan makanan sang penjual pun dengan muka jutek menanyakan menu apa yang kami pilih. Selaku turis dengan makanan yang jauh berbeda dengan Indonesia, tentulah membutuhkan waktu untuk memastikan makanan apa yang akan dimakan dengan segala komposisinya. Setelahnya, tak jarang piring yang sudah kosong di depan kita langsung di ambil tanpa permios alias kata permisi.
  3. Penjual kerajinan gelas di Murano bermuka datar kepada pembeli yang menanyakan produknya. Hal ini hendaknya dipersiapkan dengan latihan senyum dan menarik nafas dalam-dalam kalau tidak bisa langsung keluar dari toko tersebut.
  4. Transportasi kota, cenderung kereta nya ada yang sama persis bahkan lebih jelek dengan kereta-kereta di Indonesia. Akan tetapi banyak pula kereta dengan kualitas yang bagus, akan tetapi pengunjung nya yang super padat.
  5. Ketika kita adalah seorang muslimah berkerudung yang dapat dengan mudah berbeda secara penampilan dengan pengunjung yang lain-lain. Siap-siaplah untuk mendapati beberapa pasang mata memerhatikan kita dari ujung kaki hingga kepala. Tak jarang saya beradu pandang dengan orang yang sedang memerhatikan. Saking kesalnya kadang saya dengan sengaja memandang juga orang yang memerhatikan. Hal ini sebenarnya bukan contoh yang patut ditiru. Akan tetapi , sebagai manusia labil saya telah melakukannya, yang merupakan jurus ampuh agar tidak terus diperhatikan.
  6. Ketika sedang berjalan-jalan siap-siap juga telinga yang kadang tak jarang mendengarkan percakapan yang super kencang.

Akan tetapi, itu merupakan catatan singkat dari hanya 3-4 hari kunjungan ke Italia yang tidak sepatutnya dijadikan acuan ataupun basis untuk menilai negara Italia. Namun sebagai turis dengan jumlah hari terbatas kesan itulah yang saya dapati. Ada juga beberapa orang dan/atau tempat yang ramah seperti petugas hostel, stasiun kereta (informasi/stasiun utama), sopir taxi (Nicolas) dan petugas restoran di Venice. Selebihnya, kota Italia adalah kota yang indah dengan bangunan-bangunan tua yang menorehkan sejarah, seni dan budaya. Untungnya perjalanan ini ditemani dengan kawan-kawan yang bisa membuat tawa selama perjalanan. Jadi naik darahnya bisa tertahan dan release perlahan. Banyak-banyaklah beristigfhar :).

Leave a Reply