Tulisan ini saya buat dengan intensi mengingatkan diri saya sendiri dan berbagi sedikit pengalaman dalam menjalani percintaan dengan yang namanya THESIS. Mungkin bagi kebanyakan orang ini merupakan hal yang biasa saja, apalagi mungkin bagi para peneliti atau pun dosen-dosen. Nah, bagi saya mahasiswa yang baru kemarin sore melek tentang dunia penelitian dan harus jungkir balik muter-muter, salto dan ala-ala lainnya tulisan ini menjadi satu keharusan untuk mengingatkan saya ke depan.
Awal masuk kuliah, di periode kedua. Saya mahasiswa yang baru beberapa bulan di Wageningen University and Research (WUR) sudah mulai menanyakan tentang tesis kepada beberapa kakak tingkat. Memang, terlihat seperti “gak banget“, lu mahasiswa kemarin sore kok ya sudah repot tanya-tanya tentang tesis, tak jarang ada juga komentar “nikmati saja dulu masa perkuliahannya…”. Nah kalimat-kalimat ini malah menjadi motivasi untuk saya pribadi. Kalau saya bisa menikmati perkuliahan dan bersamaan sudah mulai merancang akan kemana tesis saya nanti, kenapa enggak? Namun, memang anak yang baru kemarin sore dengan perbendaharaan bahasa Inggris yang terbatas, nilai IELTS pun sangat pas-pasan, harus saya akui saya juga harus sadar diri.
Selanjutnya di bulan ketiga, saya sempat ada kegiatan makan malam bersama di salah satu tempat teman jurusan. Saya liat di agendanya (yang kebetulan jelas di meja, jadilah pasti terbaca). Bahwa dia sudah membuat janji dengan calon supervisor, langsung tersindir sebenarnya dalam hari. Wowww,,,, ternyata ada juga student yang sudah jauh lebih memikirkan tentang pertesisannya hingga sudah siap untuk menemui calon supervisornya. Eh, ternyata calon supervisor nya kemudian juga mengundang mahasiswa Indonesia yang lainnya untuk lunch bersama.
Saya ingat sekali, lunch pertama dengan ketiga mahasiswa Indonesia lainnya dan dua orang bule yang ternyata beliau adalah dosen, yang satu tampak masih muda sekali dan cantik, satunya lagi sangat kebapak-an dan lumayan berumur. Makan siang hari itu sangat menarik, banyak sekali topik yang di obrolkan mulai dari kemungkinkan riset atau tesis yang bisa kami jalani dibawah bimbingan beliau, hingga masalah kebiasaan, sosial, budaya dan masyarakat. Usut punya usut ternyata beliau berdua banyak mengerjakan penelitiannya di Indonesia. Bahkan semenjak S2 beliau pun ada yang sudah melakukan riset di Indonesia (yang artinya sudah dari beberapa tahun atau belasan tahun silam sudah menjelajah Indonesia).
Pertemuan hari itu, membuat saya sudah menjatuhkan pilihan, tepat hari itu juga. Tanpa berpikir panjang dan menelisik lebih dalam tentang dosen-dosen lainnya. Keesokan harinya ternyata, beliau membawakan materi di kelas dan memperkenalkan tentang ekologi tentang karang, penyu dan juga sponge. Selepas beliau memberikan presentasi dan kelas selesai, saya bertanya, apakah ada kemungkinan penelitian tentang penyu (berhubung semasa kuliah S1 saya pernah sedikit berkecimpung dengan penyu). Beliau menjawab dan memperhatikan pertanyaan saya dengan seksama. Tak lama beliau menjawab, iya ada kesempatan untuk melakukan penelitian tentang penyu dan beliau juga memiliki kolega yang expert dalam bidangnya. NICE! Lalu sore harinya, saya mendapatkan email dan langsung di cc kan kepada kolega beliau yang merupakan salah satu expert tentang penyu. Bingung sebenarnya bagaimana saya harus menanggapi email tersebut, iya saya niat penelitian tentang penyu tapi saya juga belum sesiap itu untuk meeting dan menentukan topik tentang perpenyuan (pelajaran besar, siapkan diri sebelum bertanya). Alhasil terbentuklah jadwal untuk meeting dengan salah satu ahli penyu, pertemuan kami pun berjalan dengan lancar. Namun, hati saya tidak langsung berkaya “iya, saya ingin melakukan penelitian tentang penyu”. Tidak demikian,,,entah kenapa.
Alhasil keputusan belum saya jatuhkan, beliau yang sudah mengenalkan saya kepada koleganya lalu bertanya lagi bagaimana progres nya dan bagaimana keputusan saya. Disisi lain beliau juga menawarkan topik tesis lainnya, yang sebenarnya belum sama sekali saya pelajari ketika duduk di strata satu. Entah angin apa, saya sangat yakin dengan topik yang ditawarkan walaupun saya tahu saya tidak tahu apa-apa. Akhirnya tertanggal 24 Juli saya menandatangani kontrak tesis pertama saya dengan beliau, dosen pembimbing yang telah merebut hati saya untuk berkata iya di pertemuan pertama.
to be continued…(disini)