5ekawan minus 2 #Eurotrip #harikeenam

Rabu, 20 Juli 2016.

Pagi ini alhamdulillah kami sampai di Vienna, Austria, salah satu kota yang menjadi sejarah islam di Eropa. Sejarah tentang kekalahan tim Kara Mustafa (Turki) di bukit Kahlenberg. Kami tiba di sekitar pukul 07.14 pagi di Wien HBF, kemudian kami langsung membeli tiket harian di Vienna yang memakan biaya 13 euro untuk paketan 48 jam atau 2 hari. Kemudian kami menuju ke tempat hotel yang telah kami booking, Sommerhotel Wieden yang terletak di Schelleingasse 36,04, Wieden, 1040 Vienna, Austria. Letaknya tak jauh dari stasiun Wien HBF, alhamdulillah kami dapat menemukannya tanpa tersesat. Untungnya lagi, meskipun belum waktunya check in kami diperbolehkan check in dan menitipkan barang kami hingga malam hari untuk besoknya karena petugas hotel ini 24jam.

Sesampainya di hotel kami segera membongkar muatan dan antri untuk mandi. Setelah segar kami kemudian sarapan dengan bekal yang dibawakan oleh Miss Tutik, bekalnya ayam kering dengan bumbu sereh, daun jeruk, bawang putih dan lain sebagainya, awet dan sangat enak rasanya. Terima kasih Miss Tutik. Setelah mandi, kami menemukan bahwa tujuan pertama kami cukup jauh, sehingga akhirnya kami ganti tujuan menjadi ke Ferris Wheel atau yang dikenal dengan Wiener Riesenrad alias biang lala dengan tinggi sekitar 64.75 meter terletak di Leopoldstadt, atau lengkapnya di Im Wiener Prater, Riesenradplatz 5, 1022 Wien, Austria.

IMG_5701

Ferris Wheel- Vienna – Austria (Dokumentasi pribadi, copyright: Anita Puspita Sari)

Biaya untuk menaiki Ferris Wheel ini kalau tidak salah 9 euro. Namun, jika kawan-kawan berminat untuk bermain seharian, karena terletak juga di wahana permainan serta sepaket juga dengan Madame Tussauds™ Wien‎ memakan biaya 33 atau 39 euro saya lupa tepatnya. Jika berkesempatan untuk jalan-jalan atau mau dan akan jalan-jalan ke Vienna bisa cek info disini.

Menaiki Ferris wheel, kami bisa melihat secara keseluruhan tata letak kota Vienna, dari atas pemandangan sangat indah. Rumah-rumah berjejer rapih dan perpaduan warna coklat dari atap rumah, birunya langit dan sela-sela hijaunya daun-daun dari pepohonan menyajikan perpaduan yang lengkap. Sayang, menaiki Ferris wheel ini hanya satu putaran saja.

DSCN0960

Pemandangan dari Ferris Wheel ke Kota Vienna (Dokumentasi pribadi, copyright: Ani Maria)

Setelah menaiki Ferris wheel kemudian ada juga paketan (13 items) yang bisa kamu ikuti, salah satunya gratis juga masuk Madame Tussauds. Memasuki Madame Tussauds memang selalu memberikan sensasi yang berbeda, karena tidak semua Madame Tussauds memiliki patung lilin (tokoh) yang sama. Sebanyak 71 figur yang dapat dilihat disini mulai dari musisi, Amadeus Mozart, ilmuan Albert Einsten, Johnyny Deep, Cloeney, Nelson Mandela, Schindler hingga Presiden Amerika, Barack Obama.

IMG_0976

Beraksi dengan George Timothy Clooney (Dokumentasi pribadi, copyright: Agustin Capriati)

Karena sudah cukup lelah, setelahnya kami memutuskan untuk pergi ke St. Stephen’s Cathedral (Stephansdom), yang merupakan gereja yang menjadi ikon kota Vienna dan dijadikan sebagai salah satu atraksi untuk turis. Sayangnya kami tak sempat masuk selain karena sudah capek, antrian yang panjang juga menambah untuk mengurungkan niat kami.

IMG_6098

Kemegahan St. Stephens Cathedral Vienna (Dokumentasi pribadi, copyright: Anita Puspita Sari)

IMG_6099

Keadaan sekitar St. Stephens Cathedral Vienna (Dokumentasi pribadi, copyright: Anita Puspita Sari)

Di sekitarnya ada beberapa toko cendera mata yang kemudian kami kunjungi. Setelah memasuki beberapa toko oleh-oleh kami pun lantas tak langsung membeli karena kurang sesuai selera dan sangat ramai pengunjung (bagi saya pribadi, membuat kepala pusing melihat banyak orang lalu lalang tak jelas).

DSCN0967

Lampu-lampu khiasan di salah satu toko cendera mata di Vienna (Dokumentasi pribadi, copyright: Ani Maria)

Akhirnya kami memutuskan untuk duduk-duduk sebentar dibatu yang memanjang yang didesain sebagai tempat duduk sembari melihat-lihat keramaian di sekitaran gereja. Kami bertiga yang tampangnya jelas mudah untuk dibedakan (karena menggunakn jilbab). Akhirnya disapa oleh pasangan kakek-nenek (menurut saya), langsung beliau bertanya dengan “Indonesia?” dan kami menjawab “yes”. Beliau adalah pasangan suami istri berasal dari Perancis yang tinggal di dekat border area antara Perancis dan Jerman (kalau saya tidak salah ingat). Senyum tampak mengembang dari raut wajah beliau dan mulailah beliau menceritakan bahwa beliau sudah mengunjungi Indonesia beberapa puluh tahun yang lalu (umur beliau sekitar 60an). Beliau menceritakan bahwa beliau pernah mengunjungi, Padang, Medan, tempat-tempat di Medan beliau juga sebutkan Danau Toba. Paling mengejutkan adalah beliau masih mengingat beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Wowww,,, sungguh memesona.

Beliau sangat semangat sekali menceritakan kepada kami bagaimana tentang perjalanan beliau, hampir seluruh negara di ASIA sudah beliau kunjungi, setiap tahunnya beliau berdua selalu mengagendakan untuk jalan-jalan bersama. Kagum saya dengan cerita yang beliau sajikan, beliau juga langsung bercerita mengenai keluarga beliau, travelling yang beliau lakukan baru-baru ini dan tak segan-segan beliau menunjukkan foto-foto yang beliau ambil lewat kamera pocket nya. Beliau juga menanyakan kepada kami sudah ke berapa tempat di Vienna dan menanyakan foto-foto yang kami ambil juga. Terima kasih Oma dan Opa yang telah menginspirasi kami untuk memiliki cita-cita travelling ke berbagai belahan dunia seperti oma dan opa :).

Ternyata kami telah mengobrol lebih dari 30an menit, akhirnya kami berpamitan. Karena merasa lapar, akhirnya kami memutuskan untuk makan malam di area sekitar St. Stephens Cathedral. Alhamdulillah lagi, ternyata memang jika mau dicari restauran halal itu ada dimana-mana, makan malam kami tetap terjaga :). Selepas makan kami berjalan sebentar untuk menemukan tepat stasiun kereta, tram atau bus untuk kembali ke penginapan. Kami juga menemukan dome biru yang indah sebagai penutup perjalanan kami hari ini.

IMG_1070

Dome di Vienna (Dokumentasi pribadi, copyright: Agustin Capriati)

Leave a Reply