Tulisan ini saya buat kembali menyambung dari tulisan sebelumnya dan banyak beberapa pertanyaan yang sama mengenai bagaimana rasanya sekolah diluar negeri.
Kepada para kawan-kawan semuanya. Sekolah diluar negeri bukan hanya sekedar bergelar titel “luar negeri” melainkan tentang belajar tentang keinginan kita yang sesungguhnya mengenai tujuan belajar. Ada saatnya disaat kawan-kawan akan merindukan makanan khas Indonesia dengan rasa rempah-rempah yang kuat a.k.a nasi padang, ada saat dikala kalian rindu makanan khas daerah seperti pempek dan ada kala juga merindukan keluarga tercinta serta teman-teman di tanah air.
Saya ceritakan pengalaman saya yang baru 7 bulan 15 hari ini tinggal di Wageningen, Belanda. Pertama, akan sangat banyak sekali hal baru yang akan ditemui dalam satu-dua bulan pertama, sehingga kadang hal sekecil apapun ingin diabadikan dengan kamera. Masa dimana kawan-kawan akan rajin meng-upload foto bahwa kawan-kawan sudah berada diluar negeri. Masa orang bilang adalah masa turistik.
Kemudian, kawan-kawan akan mulai merindukan kembali tanah air. Rasa-rasa makanan khas mulai terbayang-bayang, bahasa ceplas-ceplos dari beragam dialeg mulai dari orang medan sampai orang Papua juga pasti dirindukan. Terlebih lagi, hantaman tugas-tugas akan membuat kawan-kawan merasa kelelahan karena sistem akademik yang berbeda. Masa ini banyak dikenal dengan masa “I hate … (kota/negara)“. Hal ini memang sering terjadi karena fase menjadi turis telah terlewati.
Berikutnya, setelah bisa melebur dengan lingkungan baru, bahasa baru, tata cara aturan dan atmosfer akademik yang baru. Kawan-kawan akan merasakan fase “I love … (kota/negara)“. Saya yakin di fase ini akan ada banyak hal yang bisa kawan-kawan sebutkan satu persatu, mulai dari suka sistem transportasi, antri, pola hidup masyarakat hingga semua-muanya mungkin bisa jadi disukai. Akan tetapi, kadang miris saya mendengar beberapa pendapat tersebut selalu disandingkan dengan perbandingan di Indonesia yang berkebalikan. Memang merefleksikan sesuatu itu perlu, tapi alangkah lebih baiknya dengan tidak menjelek-jelekkan hal lain dan mungkin patut diterapkan dan ditularkan hal baik tersebut ketika kita kembali.
Itu adalah versi secara umum sekolah diluar negeri berdasarkan dari beberapa wejangan-wejangan yang telah menempuh sekolah diluar negeri terlebih dahulu. Akan tetapi menurut versi saya, sekolah diluar negeri rasanya ada tiga …. bersambung