Tulisan ini khusus saya dedikasikan kepada segenap mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan sekolah keluar negeri. Berdasarkan pada beberapa pertanyaan yang sama yang sering sekali ditanyakan kepada saya.
- Bagaimana bisa sekolah keluar negeri?
- Beasiswa apa yang di dapat?
- Bagaimana memilih jurusan?
- Saya cocoknya dijurusan apa?
- Tips dan trik lolos untuk mendapatkan LOA dan mendapatkan beasiswa?
- Apa perbedaan beasiswa LPDP, STUNED dan lain-lainnya?
- Kuliah di Belanda bagaimana (sistem, lingkungan, teman dan fasilitas kampus)?
- Perlu kah IELTS, TOEFL ITP/IBT atau sertifikat bahasa inggris lainnya?
- Enak tidak kuliah diluar negeri?
Well dari beberapa pertanyaan tersebut, saya akan menuliskan beberapa informasi dan sedikit pengalaman yang saya punya.
Pertama, untuk bisa sekolah keluar negeri tentulah memang bukan hal yang mudah. Namun bukan berarti pula hal yang tidak mungkin atau hal yang sangat sulit. Menurut Organisasi Ikatan Konsultan Pendidikan Internasional jumlah mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan diluar negeri meningkat sebesar 20% setiap tahun-nya. Angka tersebut kemudian meningkat pesat semenjak adanya beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang digelontorkan dari Departemen Keuangan Indonesia dari endowment fund hasil jerih payah investment semasa jaman Ibu Sri Mulyani (koreksi jika saya salah). Jumlah mahasiwa yang tidak dibatasi dengan kuota namun dengan kualifikasi yang telah sesuai dapat melenggang meraih pendidikan diluar negeri. Menjawab pertanyaan untuk bagaimana bisa sekolah keluar negeri. Tentulah jawaban yang bisa saya berikan adalah cukup dan/atau memiliki nilai lebih dari persyaratan yang diminta. Hal ini banyak kaitannya dengan kemampuan bahasa asing dalam hal ini secara general adalah bahasa inggris. Jangan tanyakan kepada saya bagaimana jika nilai bahasa inggris dibawah syarat dari universitas yang ingin dituju bagaimana cara mendaftarkan diri. Saya tidak akan bisa menjawab dan kalau pun menjawab saya tidak akan bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Pengalaman saya pribadi ketika mengikuti seminar internasional terkait beasiswa ke Jerman dan DAAD, pemateri nya berpesan: JANGAN BERHARAP SEKOLAH KELUAR NEGERI JIKA NILAI YANG DIMINTA BELUM SESUAI ATAU BAHKAN DIBAWAH NILAI YANG DISYARATKAN. Waktu itu saya tersenyum kecut, karena memang di semester 5 saya belum melakukan tes apa-apa dan bahasa inggris pun masih ambur radul. Sampai sekarang pun masih juga demikian, masih memerlukan banyak perbaikan. Jika semua nilai dan persyaratan sudah lengkap, hendaklah mengecek baik-baik universitas dan jurusan yang akan dituju kemudian pelajari secara mendalam persyaratan yang diminta dan kapabilitas yang kita punya. Semoga cocok dan mendaftar, dan inshaAllah akan ada jalan untuk sekolah keluar negeri jika semua nya sudah match dan usahan serta doa kita sudah maksimal.
Kedua, beasiswa yang saya dapat yaitu beasiswa STUNED yang sebelumnya sudah saya jelaskan. Jika berminat membaca bisa di klik disini
Ketiga, memilih jurusan bukanlah sesuatu yang gampang. Saya akui, dari beberapa universitas yang menjadi target belajar jurusan yang saya pilih berbeda-beda. Kenapa? Hal ini dikarenakan setiap universitas memiliki ciri dan kriteria serta keunggulan yang berbeda-beda. Perhatikan setiap jurusan yang ditawarkan. Kemudian dengan seksama pelajari secara runut materi apa saja yang akan kita dapatkan jika mengambil di jurusan a,b, atau c. Tentukan yang mana yang paling sesuai minat dan paling relevan dengan bidang yang kita inginkan.
Keempat, untuk menjawab pertanyaan cocok di jurusan apa. Saya jujur tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Pertama, saya belum tentu kenal secara personal dengan yang bertanya dan jurusan yang diambil. Kedua, kalaupun saya kenal saya juga belum tentu memahami bidang apa yang diinginkan, bagaimana prospek nya ke depan dan hal apa yang membuat pendaftar tertarik di jurusan tersebut. Sehingga, jawaban dari pertanyaan ini sangat tergantung dengan individu yang akan menjalaninya sendiri.
Kelima, tips dan trik lolos mendapatkan LOA. Pada hakikatnya kampus diluar memiliki standar yang berbeda-beda. Begitu juga di Indonesia, tentulah kawan-kawan sudah tahu bagaimana syaratnya misalkan ingin masuk Kedokteran di UI, UGM, UB, UNAIR dan universitas lainnya. Berikan melebihi standar yang diminta dan juga maksimalkan motivation letternya. Jika ditanya mengenai bagaimana cara menulis motivation letter yang bagus, sulit juga saya menjelaskan karena pada kenyataanya saya juga belum mampu memenuhi kriteria bagus yang sangat beragam penilaiannya. Secara umum bisa saya gambarnya motivation letter berisi kenapa kita layak untuk mendapatkan posisi tersebut. Nah disini trik yang mungkin bisa dilakukan adalah berikan hubungan atau red thread antara pengalaman yang sudah kita lakukan, yang sedang kita lakukan dan yang akan kita lakukan dengan goal yang sama oleh pemberi LOA. Beberapa contoh Motivation Letter yang bagus juga bisa dijumpai di google, cukup ketikkan kata kunci contoh motivation letter juga akan banyak hasil yang muncul.
Keenam, perbedaan beasiswa LPDP, STUNED, DAAD, AMINEF dan lainnya. Jujur saya hanya melakukan riset kecil dari sebagian kecil beasiswa saja. Mungkin jawaban yang paling tepat adalah kawan-kawan bisa kunjungi website pemberi beasiswa masing-masing dan temukan perbedaannya serta kelebihannya masing-masing.
Ketujuh, kuliah di Belanda bagaimana? Pertanyaan ini menurut saya bersifat luas, sulit untuk memberikan generalisasi tentang pendidikan di Belanda. Namun saya bisa memberikan penjelasan mengenai sistem pendidikan di Wageningen. Sistem pendidikan disini dibagi menjadi beberapa periode yang terdiri dari periode 1,2,3,4,5, dan 6 (untuk jenjang master degree). Periode 1 dan 2 ditempuh dalam waktu 8 minggu, biasanya di minggu pertama sampai 1-6 dilakukan dengan materi kelas, tutorial, praktikum dan rentetan tugas lainnya. Kemudian di minggu ke tujuh diberikan waktu study week dimana biasanya mahasiswa diberikan waktu free untuk belajar untuk mempersiapkan ujian di minggu ke delapan. Periode ke 3 dan 4 merupakan periode pendek, jika saya tidak saya di periode ini masa belajarnya hanya dalam waktu 4 minggu termasuk ujian. Sistem yang ditawarkan adalah setiap mahasiswa diberikan akses dengan akun dan password mahasiswa untuk mengakses blackboard (Fig.1) yang mana berikan jadwal, materi, tugas dan semua kepentingan dengan mata kuliah terkait. Jadwal dalam periode yang akan di ambil pun sudah tertera.
Materi yang akan dipelajari pun bisa di akses. Mahasiswa disini lebih kritis dalam artian sekecil apapun hal yang kadang menurut beberapa orang kurang penting tetapi jika dia ingin bertanya, bisa ditanyakan dan dosen pun akan menjelaskan dengan baik. Setiap pendapat dari mahasiwa tidak ada yang salah yang ada hanyalah kurang tepat. Jika saya ibaratkan pendidikan disini sama seperti yang dilakukan jika yang pernah dan akan mengikut Marine Science Technology Training Course yang menjadi agenda tahunan FPIK IPB. Untuk ujian dan nilainya? jangan ditanya,, pengalaman saya di periode 1, ujian sangat tricky baik dari pertanyaan dan jawabannya. Mendapatkan soal pilihan ganda juga mungkin, namun pilihan ganda dengan memiliki satu yang benar yang berisikan 4 atau 5 statement yang harus benar semua di antara 20 pilihan lainnya. Bisa dibayangkan sendiri :). Dosen juga akan menyediakan waktu khusus kepada mahasiswa jika ada yang ingin mengetahui jawaban yang benar dan jawaban kita istilahnya koreksi ulang.
Kedelapan, pertanyaan yang kadang membuat saya pribadi jengkel untuk menjawab. Sudah jelas-jelas kita mau kuliah ke luar negeri dan setahu saya bahasa pemersatu secara internasional adalah Bahasa Inggris (umumnya), bisa juga disimpulkan bahwa sertifikat bahasa inggris adalah hal MUTLAK dan TELAK untuk dipenuhi. Bagi kawan-kawan yang masih menanyakan hal ini, tolong ditanyakan kembali kepada niatnya, apakah benar untuk sekolah?
Kesembilan, enak tidak kuliah diluar negeri? Alhamdulillah sejauh ini saya mendapatkan banyak pelajaran, pengalaman dan ilmu yang berbeda. Semoga juga kedepannya bisa mendapatkan hal yang lebih baik dan terus baik, baik untuk saya pribadi juga untuk kita semua. Masih penasaran pasti rasanya bagaimana??? Mari kuliah keluar negeri!!! Jangan lupa kembali ke Ibu Pertiwi :).
Wageningen, 19 November 2015.