Bertemu Prof. B.J. Habibie

img_0794

Momen yang sudah nantikan semenjak 18 tahun yang lalu untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia 3. Memang bukan momen yang secara khusus untuk bertemu beliau, namun bisa melihat, mendengarkan dan bertemu dengan beliau langsungpun merupakan suatu kehormatan tersendiri. Sekitar 200an mahasiswa/i di Belanda pun mendapatkan kesempatan yang lalu. Malam itu, 7 Desember 2016 bertempat di KBRI Indonesia di Den-haag kami berkesempatan mendengarkan cerita beliau secara langsung tentang perjuangan beliau ketika belajar di Jerman.  Tepat pukul 08.13pm waktu setempat, alhamdulillah saya akhirnya bisa melihat wajah beliau secara langsung, Prof. B.J. Habibie.

Prof. B.J. Habibie menyelesaikan pendidikan S3 nya ketika beliau berusia 28 tahun (1962). Pengalaman beliau tidak hanya tentang bagaimana menciptakan pesawat terbang namun juga termasuk di dalamnya bagaimana beliau menciptakan kereta api dan juga kapal selam. Menariknya, ketika beliau menyampai pengalaman beliau ketika membuat kapal selam, beliau mengibaratkan dan belajar dari ulat bulu bentuknya bulat dan khusus. Secara logika saya langsung membayangkan, memang beliau sudah dekat sekali dengan alam sehingga hal serumit apapun bisa disederhanakan dan dipelajari dari alam, bahkan dari ulat bulu. Tidak hanya itu beliau juga menjelaskan dengan detail tentang betapa rumitnya menciptakan pesawat terbang dengan segala elemennya mulai dari kepala hingga ekor pesawat. Beliau secara eksplisit menyebutkan bahwa diperlukan kerjasama dan tidak bisa hanya dikerjakan satu orang, karena memang ada bagiannya sendiri-sendiri untuk menjadikannya sebuah pesawat. Seperti negara!

Selanjutnya, beliau juga menyampaikan pengalaman beliau ketika hidup di Jerman dengan segala tantangan yang dihadapinya termasuk juga ketika beliau ditawarkan untuk pindah kewarganegaraan. Namun, secara tegas beliau menolak. Beliau ingat ketika beliau sakit, beliau menuliskan bahwa beliau akan kembali ke Ibu Pertiwi, janji beliau.

Terlebih lagi beliau juga menjelaskan bahwa beliau sekarang sedang meneliti tentang quantum energy, tentang medan magnet, tentang segala sesuatu yang bisa compatible dan tidak. Pemikiran beliau sudah memasuki tahap dimana belum bisa saya mengerti, ilmu beliau sudah sangat tinggi. Namun, pelajaran besar yang saya ambil adalah sampai berapapun usia kita, tidak ada yang bisa membatasi dan harus terus belajar, harus terus bertanya, harus terus memberi dan harus melakukan yang terbaik serta bermanfaat untuk sesama.

Di penghujung acara, alhamdulillah kami para peserta diberikan kesempatan untuk foto bersama dengan beliau, di atur oleh pihak KBRI, kami peserta berfoto bergiliran sesuai dengan row bangku masing-masing. Saya berkebetulan mendapatkan antrian yang paling akhir, saya yang mengantri untuk berfoto hanya diam dan sabar menunggu giliran hingga akhirnya saya tepat berada di belakang bodyguard Pak Habibie, kemudian dengan wajah yang polos dan diam saja (tidak memaksakan diri untuk berdesak-desakan) akhirnya saya malah ditarik oleh Pak Wardiman Djojonegoro, teman sekamarnya Pak Habibie ketika beliau tinggal di Jerman untuk duduk tepat di depan Pak Habibie, what a wonderful life!. Mendapatkan kesempatan hanya beberapa centimeter dengan Presiden Republik Indonesia 3, tak hanya itu saya juga mendapatkan kesempatan untuk bersalaman dengan beliau dan memperkenalkan nama saya Agustin Capriati.

img_0803

Leave a Reply