Jumat, 12 Agustus 2016.
Hari itu hari Rabu tertanggal 12 Agustus 2015. Tanggal dan bulan yang sama dengan tahun dan hari yang berbeda. Masih teringat jelas hari itu, saya akan berangkat ke Belanda dengan Maskapai Malaysia Airlines yang artinya akan singgah di Malaysia. Pagi itu saya bangun, masih di Malang, bukan, bukan karena rumah saya di Malang atau domisili Malang. Tapi barang-barang saya belum selesai dirapihkan untuk dikirimkan ke rumah. Alhasil saya harus kembali ke Malang dan membereskan semuanya dan tidak sempat untuk kembali ke rumah sebelum berangkat, berangkat ke Belanda.
Masih ingat jelas saya malam itu, masih memasukkan barang-barang ke koper, barang apa saja yang saya butuhkan, barang-barang apa saja yang akan saya bawa. Jelas tergambar pertanyaan mama waktu itu, “kira-kira beratnya berapa ya?” beliau khawatir kalau barang yang saya bawa akan melampui jatah bagasi maskapai. Saya ingat betul, air muka yang dibalut dengan senyuman serta doa dari mama pagi itu.
Singkat cerita kami berdua flight dari Malang menuju Jakarta, karena pesawat keberangkatan saya dari Jakarta-Malaysia-Belanda. Saya ingat juga ketika membeli tiket pesawat, saya sesuaikan jam keberangkatan agar mama tidak terlalu malam sampai di Palembang dan tidak terlalu lama menunggu saya. Saya ingat, kami hanya sempat menikmati makan siang bersama di *** ayam goreng di terminal dua Soekarno-Hatta. Saya sadar, bahwa saya dilepas oleh kedua orang tua, keluarga, teman-teman dan semuanya dengan doa, pastinya mengharapkan yang terbaik bagi saya agar bisa kembali serta bermanfaat tentunya.
Hari itu, orang-orang yang saya temui di Jakarta sebelum saya pergi adalah mama, ada Ben, ada Hanum dan Hesti, kawan seperjuangan belajar bahasa Inggris di Pare selama kurang lebih 3 minggu. Iya, cuma empat orang :). Keluarga saya yang lainnya tidak bisa mengantarkan saya sampai Jakarta, tapi saya yakin doa beliau akan sampai sejauh apapun saya berada.
Hari itu, hati saya mau tapi enggan, enggan karena saya akan berangkat ke Belanda bukan ke Jerman (sekolah yang ingin saya tuju). Mau, karena orang tua berkata: “mungkin ini yang terbaik buat kamu, masuk SMANDA juga bukan kemauan, masuk BRAWIJAYA juga demikian tapi hasilnya bisa ikut lomba ke Jakarta, kesana dan kemari”. Mendengar kalimat tersebut, saya yakin benar, bahwasanya ALLAH akan memberikan yang terbaik untuk saya, meskipun kadang terlihat seperti bukan yang saya mau.
Hari ini, Jumat, 12 Agustus 2016. Memang terbukti bahwa pilihan ALLAH adalah pilihan yang terbaik. Disini, saya akan melakukan yang terbaik!!!
Salam untukmu Ibunda, Ayahanda, Kakanda dan Ananda, keluarga tercinta!!!