Senin, 12 September 2016.
Hari ini adalah Idul Adha, hari lebaran besar bagi seluruh umat muslim di dunia. Di tandai dengan sholat Idul Adha dan berkurban. Hewan-hewan yang dikurbankan juga jenisnya ada beberapa macam seperti kambing, sapi, domba, atau bahkan unta. Setiap hewan kurban juga memiliki peruntukannya sendiri-sendiri. Dagingnya kemudian dibagi-bagikan kepada orang yang berhak menerimanya. Biasanya anak kosan yang berada di lingkungan orang yang banyak berkurban juga kadang kecipratan untuk menikmati daging-dagingan dan biasanya kental dengan dijadikan sate.
Well, namun kali ini saya harus merelakan tidak sholat Idul Adha karena sedang dalam perjalanan di kereta api dari Semarang ke Malang. Saya sampai di Malang tepat pukul 9 pagi kemudian dijemput oleh rekan saya Paundra dan kami sarapan sup Pak Min, menjadi favorit saya ketika di Malang, meskipun pak Min juga ada di beberapa kota lainnya. Setelahnya saya di antarkan ke rumah Nidonk yang terletak di Griya Santa. Beristirahat sejenak, mandi dan mengobrol dengan Nidonk. Memasuki waktu dhuhur kami sholat dan saya meminta tolong Nidonk untuk bisa menemani saya membeli parfum karena di Semarang tidak ada Trixie. Dua botol parfum yang sudah saya gunakan sejak 6 tahun yang lalu akhirnya saya dapatkan ditambah dengan sunscree spf 30+ untuk kegiatan lapang yang akan saya lakukan juga saya beli.
Kemudian Nidonk, Paundra, Bermi dan saya janjian untuk menonton Warkop DKI. Awalnya kami hanya bertiga tanpa bermi karena kami kira kami akan menonton pada pulul 3.40pm namun apa daya semua tiket telah ludes akhirnya kami dapat slot pada pukul 07.30pm. Setelah membeli tiket kemudian saya dan Nidonk sholat ashar di Mushola dekat parkiran di Mandala. Karena bingung apa yang harus kami lakukan sembari menunggu jadwal kami nonton akhirnya saya menanyakan kepada Paundra kegiatan apa yang bisa dilakukan dalam waktu satu-dua jam. Well akhirnya kami pergilah ke Rumah Warna Warni di Jodipan. Rumah Warna Warni ini awalnya adalah perkampungan yang tergolong cukup kumuh karena berada juga dekat dengan aliran sungai dan banyak sampah yang menumpuk. Namun, karena tingkat kreatifitas dan ide oleh sekelompok mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang untuk menjadikan area ini di cat warna warni, berseni sehingga banyak orang yang tertarik untuk datang dan jadi tempat wisata.
Senang melihat kesuksesan ide dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah ini, bisa memberikan mata pencaharian baru juga bagi masyarakat dengan membuka warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman ringan serta oleh-oleh khas berupa kaos dengan tulisan Rumah Warna Warni Malang. Setelah mengunjungi Rumah Warna Warni Malang.
Kemudian kami menikmati alun-alun kota Malang yang telah menjelma menjadi ruang terbuka hijau dan banyak sekali keluarga-keluarga ataupun orang-orang yang sedekar duduk santai ataupun mengobrol disana. Memasuki waktu magrib kami menyegerakan sholat di Masjid Agung yang berada tepat di alun-alun Malang. Kami melanjutkan makan malam bersama di sebuah restoran (saya lupa namanya), disamping Batik Keris di depan Matahari store yang ada menu martabak dan nasi briyani. Selepas makan malam bersama kami kemudian ke Mandala untuk menonton Warkop DKI. Alhamdulillah film ini cukup mengocok perut para penonton dan melepaskan rindu bagi kawan-kawan penggemar Warkop DKI.
part 3. to be continued…