Alhamdulillah ojek online telah hadir juga dikota Ambon dan Alhamdulillah akhirnya sayapun kembali lagi ke kota ini. Hal ini saya syukuri karena memang saya tidak memiliki kendaraan pribadi untuk pergi kemana-mana dan jika menggunakan angkot, kadang waktu saya harus 2x lipat habis dijalanan. Sedangkan jika naik ojek biasa, harganya bisa menjadi 2x lipat. Nah jadi trade off nya yakni antara waktu yang lebih lama atau harga yang lebih mahal. Dalam hal ini jelas, apa yang akan saya pilih tentunya pembaca juga mungkin sudah bisa menebak.
Hari ini, tahun baru hijriah 1440, tepat juga pada tanggal 11 September 2018, liburan nasional. Mumpung libur sayapun berniat untuk pergi ke rumah sakit guna untuk mengikuti beberapa tes. Namun, ternyata sesampainya saya di RS, pihak RS bilang kalau hari ini RS nya libur dan tidak ada dokter. Agak kaget sebenarnya, kalau ada orang yang dadakan atau urusan yang emergency sekali bagaimana ya. Petugas RS juga menyarankan mungkin bisa pergi ke RS Bhayangkara, rumah sakitnya pak Polisi yang terletak di jalan Tantui. Sayapun mengucapkan terima kasih kepada petugas RS dan bergegas keluar. Awalnya saya ingin naik angkot saja, namun berhubung hari ini Ambon 30 derajat celcius, sayapun mengurungkan niat.
Akhirnya sayapun memesan ojek online, tak lama berselang, mungkin lima menit kemudian Abang ojeknya datang. Beliau memastikan kembali dan bertanya
“ke RS Bhayangkara ya?”
“Iya” saya menjawab, kemudian sayapun bertanya kembali kepada beliau
“Maaf pak, ada helmnya?”
_____________________________________________________________________
Tebak saudara-saudara apa jawaban beliau?
“Seng ada kaka, ini kan hari libur, jadi beta seng bawa helm” yang kurang lebih artinya “tidak ada kak, hari ini kan hari libur jadi saya tidak membawa helm”. Well ya, saya dengan santai menjawab “tapi aspalnya tidak libur kaka, tetap keras sepertinya” sembari melemparkan tawa bercanda namun serius. Beliaupun kemudian meminta maaf dan menawarkan helm yang beliau kenakan (Abang ojek yang baik hati ini). Akhirnya sayapun diantarkan ke RS Bhayangkara. Selalu ada hal yang menarik menurut saya ketika menggunakan jasa ojek online. Kebanyakan Abang ojeknya suka ngobrol atau dalam artian tanya ini dan itu.
Pertanyaan beliau yang pertama adalah
“sudah lama kaka di Ambon?” (apakah sudah lama tinggal di Ambon?)
saya menjawab “seng, baru jua sampai Ambon” (tidak, baru saja sampai di Ambon) tentunya dengan logat pribadi saya, Abang ojeknya semakin bingung.
“su bisa bahasa Ambon kaka e” (sudah bisa berbahasa Ambon ya), saya menjawab “su” (ya). Dalam hati wah ini kalau di Malang bisa-bisa dicap anak yang “tidak sopan”, karena kata “su” di Jawa adalah singkatan dari kata “asu” yang artinya “anjing”.
Bersambung…