Sabtu, 11 Juni 2016.
Setelah pulang dari Malta kemarin, hari ini kembali lagi ke Desa Wageningen dengan pemandangan bukan lagi laut, bukan lagi suara ombak ataupun suara klakson mobil dari Malta. Melainkan hijaunya pohon-pohon, gedung kampus, dan suara yang sepi. Nampaknya saya kesepian… hahahaha.
Bagaimana tidak, sepuluh hari saya di Malta, sepuluh hari juga berinteraksi dengan kawan-kawan European Workshop di Malta. Mulai dari sarapan, makan siang, makan malam sampai tidurpun masih sempat bercengkrama satu dua kalimat. Saya tinggal di hostel NSTS, hostel termurah seantero Sliema jantungnya turistik di Malta, kalau di Indonesia bak Bali lah ya, dekat dengan pantai dan pusatnya turis. Kami ditempatkan di dormitory room, yang artinya akan ada tiga kamar besar dan per kamar isinya 6-8 orang dengan tempat tidur tingkat.
Kebetulan saya dapat di kamar nomor dua, di tempat tidur nomor 8 dan berdelapan orang. Saya juga termasuk salah satu yang beruntung ditempatkan sekamar dengan mereka. Karena, pertama kami semua ternyata orangnya cukup risih dengan barang yang berantakan dan barang-barang atau koper kami sepakati di masukkan atau diletakkan di lemari atau di tempat yang tidak nyata terlihat oleh mata seperti dibawah tempat tidur. Hal ini saya bandingkan dengan dua kamar lainnya, hahaha ketika masuk ke kamar mereka,, wooo super sekali,, bak kapal retak mungkin “belum pecah”, hahaha koper dan beberapa baju dimana-mana dan kurang tertata.
Well, setelah kembali dari Malta , saya kembali ke ruangan saya berukuran 18 meter persegi ini (kurang yakin ding berapa), kembali melihat keluar jendela dan pemandangan langit yang rata dan gedung coklat tua WUR. Kembali senyam, sunyi, yang hanya terdengar pintu koridor atau kamar yang tertutup sesekali ketika ada yang keluar masuk koridor. Musik, internet, hp dan laptop melengkapi hari-hari!!! sedikit menyedihkan tapi juga melegahkan.