Puasaku 18 jam

Alhamdulillah, tahun ini diberikan kesempatan untuk bertemu lagi dengan bulan suci, bulan ramadhan, bulan yang penuh nikmat, ampunan dan ladang pahala, penyadaran diri serta menjadi lagi seperti “bayi”. Tentulah dari setiap pembaca punya artian tersendiri terkait dengan arti dan makna ramadhan. Ramadhan kali ini sangat spesial, bukan berarti ramadhan-ramadhan sebelumnya tidak spesial. Melainkan ramadhan tahun ini harus saya laksanakan dalam waktu 18 jam. Iya, delapan belas jam.

Alhamdulillah tahun lalu saya berkesempatan untuk studi di WUR, Belanda. Perbedaan waktunya dengan Indonesia yaitu 5 jam lebih cepat di Indonesia kecuali musim dingin menjadi 6 jam. Hal ini dikarenakan adanya aturan atau perubahan waktu di Belanda, mundur satu jam. Sehingga ada satu hari dimana akan menjadi 25 jam, karena matahari pukul 10 pun belum nampak. Terlepas dari perbedaan waktu, perbedaan yang paling terasa adalah saat ramadhan. Kenapa? karena ramadhan di Eropa, Belanda khususnya terjadi di musim panas (tahun ini, 2016) yang artinya siangnya akan menjadi lebih panjang.

6 Juni 2016 adalah hari pertama memasuki bulan suci ramadhan, waktu itu saya berkesempatan berada di Malta, negara yang letak geografis nya tepat di bawah Italia, di area Laut Mediterania. Karena letaknya yang mendekati garis ekuator maka siangnya lebih singkat dibandingkan dengan Belanda. Berpuasa di Malta di mulai sekitar pukul 4 pagi (imsak) nya dan magrib nya pukul 8.19pm. Akan tetapi, waktu itu saya sedang tidak berpuasa. Akhirnya, tertanggal 10 Juni 2016 kami kembali ke Belanda dan tepat tanggal 11 Juni 2016, saya memulai berpuasa.

Berpuasa di Belanda (Wageningen), dimulai pukul 3.41am dan magrib pukul 10an malam, yang artinya waktu berpuasa menjadi 18 jam. Jangan heran,,,, jika dibayangkn memang waktunya terlihat lama dan sangat lama mungkin. Tidak makan, tidak minum, dalam waktu 18 jam. Tenang… tidak akan meninggal kok, banyak orang kelaparan tidak makan dan tidak minum lebih dari 2×24 jam :).

Alhamdulillah memang, berkah ramadhan selalu datang. Saya yang tidak punya apa-apa (makanan) sepulang dari Malta akhirnya harus berbuka dengan kentang goreng, teh hangat, susu hangat dan pisang saja. Tak disangka-sangka tiba-tiba ada chat masuk dari facebook berupa tawaran dari Mba Abuk (orang jambi) yang menanyakan apakah saya mau pempek? well done,,, lebih dari sekedar bahagia,,,, orang Sekayu, Palembang dikasih pempek untuk berbuka? Berasa dirumah 🙂

Puasa 18 jam benar saya nyatakan menjadi puasa yang panjang. Puasa 18 jam memberikan arti tersendiri bagi saya. Puasa 18 jam tidak sekedar jumlah waktu yang diperpanjang. Puasa 18 jam menjadi salah satu tulisan 🙂

Leave a Reply