Bolehlah jika saya misalkan mencari dan menemukan kosan yang tepat baik dari segi fasilitas, jarak dan harga di Ambon bagaimana mencari jarum di tumpukan jerami “finding a needle in a raystack“. Semenjak melewati masa probasi di salah satu lembaga terumbu karang Indonesia, sayapun tahu akan ditempatkan di Ambon. Informasipun sudah saya kumpulkan semenjak bulan Februari yang lalu. Meskipun sudah sejak Februari yang lalu, informasi yang saya dapatkan hanya setengah-setengah, masih berbatas niat dan ketidakpastian.
Anda boleh menebak, bahwasanya dari total penduduk 411. 617 jiwa (BPS, 2017) mungkin lebih dari 30% adalah penduduk non-lokal alias pendatang. Mereka kebanyakan berimigrasi dari beberapa pulau terdekat seperti dari Sulawesi dan Maluku Utara atau bahkan Papua termasuk Sumatera. Pendatang tersebut termasuk para pekerja termasuk juga mahasiswa yang menempuh studi di salah satu Universitas di Ambon, seperti Universitas Pattimura. Seiiring meningkatnya jumlah penduduk di Ambon (pendatang), maka banyak dari masyarakat asli berinisiatif ekonomi untuk membantu menyediakan kamar atau tempat tinggal.
Anda boleh berpikir bahwasanya untuk menemukan kamar atau tempat tinggal di Ambon akan cukup mudah. Tapi tunggu dulu kawan, ternyata ini adalah 180 derajat berbeda dengan realita. Tidak banyak informasi yang tersedia di dunia maya, sehingga jika tidak datang langsung ke Ambon dan mencarinya let’s say Anda tidak akan mendapatkan informasi apapun. Untungnya berdasarkan pengalaman saya ada beberapa kolega yang bersedia membantu menyediakan beberapa informasi. Tulisan ini saya dedikasikan kepada Anda yang mungkin berencana akan tinggal di Ambon dan mencari tempat tinggal.
- Budget
Jika Anda seorang mahasiswa tentunya saya sangat paham bahwa budget yang akan kita keluarkan adalah tidak melebihi harga dari biaya kuliah satu semester. Pengalaman saya di Malang, Bogor, Kediri, ataupun Jakarta biaya kosan yang dicari adalah kisaran harga 350-850 ribu rupiah per bulannya. Hal ini sangat masuk akal mengingat sebagai mahasiswa kita masih meminta uang kepada orang tua dan misalkan kita memiliki saudara sehingga biaya tidak hanya diperuntukkan untuk satu orang semata. Untuk fasilitas dengan harga yang saya sebutkan tadi biasanya sudah dilengkapi dengan kasur, lemari, meja dan kursi serta kamar mandi diluar ( >500 ribu rupiah/bulan kamar mandi dalam). Selaku mahasiswa biasanya kamar mandi luar pun tak mengapa, orientasinya masih untuk studi dan belum pada tingkat kenyamanan. Gambaran tersebut tidaklah berlaku di Ambon, big no no. Biaya sewa kosan perbulan di Ambon yang dekat dengan kampus hingga agak jauh tak ada bedanya, semua berkisar 750-900 ribu rupiah dengan fasilitas kasur lantai. Iya hanya itu saja, bahkan ada yang tidak memiliki kasur. Sedangkan jika Anda ingin fasilitas lengkap (setidaknya ada kasur, meja, lemari dan kursi), bersiap-siaplah mengeluarkan uang 850 ribu- 1 juta rupiah per bulannya. Nah, bagi Anda sebagai seorang karyawan, tentu karena sudah memiliki penghasilan sendiri akan ada keinginan tambahan terkait dengan Kenyamanan. Saya tegaskan memang kenyamanan bagi Anda para pekerja sangatlah penting, bagaimana tidak jika sepulang bekerja Anda tentunya merasa lelah. Jika pulang ke kosan dan tempat tinggal tidak nyaman, saya jamin kesehatan Anda akan segera terganggu. Entah karena tidak bisa tidur ataupun karena lingkungan yang tidak sehat. Well untuk Anda para pekerja bersiaplah merogoh kocek lebih dari 1.5 juta perbulannya untuk tempat tinggal. Informasi menarik terkait beberapa alamat kosan di Ambon bisa dibaca disini. Kosan yang saya tempati sekarang memiliki fasilitas kamar mandi dalam, kasur, lemari, kursi, meja dan wifi (1.6 juta/bulan). - Lokasi dan akses tempat ibadah
Jika Anda mencari lokasi di tengah kota, maka ada beberapa tempat yang bisa di cek. Tidak bermaksud untuk menggarisbawahi kasus kerusahan yang pernah terjadi di Ambon tahun 1998-2002 silam. Namun ini bisa menjadi salah satu pertimbangan penting menurut saya. Kasus kerusuhan tersebut terjadi antar umat beragama Islam dan Kristen. Sehingga menurut saya, lebih baik cari aman, mencari tempat tinggal yang sesuai komunitas saja mungkin akan lebih baik. Jika Anda beragama Kristen/Katolik mungkin area yang bisa di cek adalah Kampong Benteng. Ada satu kosan yang pernah saya tinggal 2 hari, dekat dengan Gereja Pusat St. Yohanes Paulus II atau tepatnya di depan Mie KOK. Bisa cek disini. Jika Anda muslim mungkin Anda akan mencari kos-kosan yang dekat dengan masjid. Ada beberapa kos-kosan dekat dengan masjid yang berdekatan di Jalan de Fretes (disini) (bisa juga cek facebooknya disini). Jika Anda ingin memiliki di tengah kota ada beberapa tempat di depannya MCM (Maluku City Mall). Ada juga beberapa kos-kosan di Kebun Cengkeh dan juga area Batu Merah (sebagai catatan pilihlah area luar/dekat dengan jalan karena jika masuk “area dalam” biasanya kena banjir). - Akses tempat mencari makan atau dapur
Ini juga merupakan salah satu pertimbangan saya ketika mencari kos-kosan. Iyap, karena makanan akan menentukan kesehatan Anda kelak, tentunya Anda tidak mau membeli makanan di area yang dekat sekali dengan jalan atau jelas-jelas berada di lingkungan yang kurang bersih. Saya sendiri sebenarnya prefer kos-kosan yang memiliki dapur (namun ini hampir tidak ada ketersediaannya di kosan di Ambon). Sehingga jikapun tidak ada dapur, setidaknya ada tokoh atau warung makan terdekat yang kebersihannya bisa ditoleransi. Selain itu, jika Anda muslim maka nilai halal juga menjadi faktor penting. Jika Anda tinggal di daerah de Fretes ada beberapa warung terdekat yang menyediakan berbagai menu seperti Warung Jawa.
Intinya ada beberapa yang menjadi faktor utama sesuai dengan kriteria masing-masing pribadi yang akan mencari tempat tinggal. Jadi informasi tersebut di atas bisa disesuaikan dengan keinginan Anda. Semoga informasi ini ada manfaatnya. Sebagai catatan, saya mencari kos-kosan mungkin hampir sebulan, hingga akhirnya saya menentukan pilihan tempat tinggal saya sekarang yang semoga bisa bertahan hingga masa kerja saya habis. Goodluck!