Seputar persiapan keberangkatan sekolah

Akan menyandang sebagai mahasiswa baru tentulah akan membuat kita menjadi sedikit khawatir dan cenderung takut ketinggalan informasi atau kesiapan yang kurang. Apalagi bagi kawan-kawan yang akan meninggalkan kampung halaman bahkan negara tercinta.

6tag_220516-110732

WUR Credit: Agustin Capriati

Tulisan ini dibuat berdasarkan beberapa pertanyaan yang berulang yang diajukan terkait persiapan keberangkatan sekolah yakni:

  1. Apakah perlu jika saya membeli laptop disana? karena laptop di Indonesia katanya banyakan software bajakan dan takut diperiksa di Bandara?
    Jawaban:
    Saya juga pernah menanyakan hal yang sama ketika saya mau berangkat dulu. Akan tetapi, karena laptop yang saya menggunakan software yang seharusnya dan tidak bajakan. Alhasil saya tenang-tenang saja. Namun, ada tips untuk teman-teman yang merasa laptop dengan software-nya bajakan yakni letakkan baterai dan charger laptop di bagasi sehingga kalaupun dicek (jangan sampai) tidak bisa dinyalakan. Ada juga beberapa pilihan lain yaitu tidak membawa laptop dan membeli laptop disini (jika dinilai sangat urgent). Namun, harga yang ditawarkan tidak begitu bersahabat alias lebih mahal jika dibandingkan di Indonesia. Tambahan, untuk program install dan kawan-kawannya semuanya harus beli dan bayar jasa install nya, tidak seperti abang-abang mangga dua yang free aja mau install apapun request kita.
  2. Apakah perlu membawa lampu putih?
    Jawaban:
    Hal ini saya rasa krusial tidak krusial. Bagi teman-teman yang sudah terbiasa dengan lampu putih. Tinggal di Wageningen, hampir semua lampu yang disediakan dikamar adalah lampu kuning. Banyak tulisan yang menyarankan untuk membawa lampu putih. Namun, faktanya setelah 9 bulan saya studi disini, menggunakan lampu kuning baik-baik saja, asalkan untuk belajar dengan menggunakan lampu tambahan (lampu belajar). Juga ternyata, lampu putih juga dijual disini kok, jadi saran saya tidak perlu bawa 🙂
  3. Apakah perlu membawa setrika?
    Jawaban:
    Pernyataan ini lagi-lagi memang berada di antara kekrusial-an dan tidak. Bagi kawan-kawan yang terbiasa berpakaian rapih, menggunakan kemeja setidaknya akan merasakan bahwa setrika merupakan salah satu hal yang perlu (seperti saya mikirnya gitu). Namun, saya tidak membawa setrika karena saya akan menerapkan sistem yang mama ajarkan, cucilah pakaian dengan benar, kemudian sebelum di jemur lakukan jurusan kibas-kibas baju, sehingga baju akan sedikit lebih rapih dan ketika sudah kering segera lipat baju dan taruh lemari. Alhasil akan terlihat lipatan nya seperti di setrika. Setrika jika mau membawa silahkan (ada setrika mini yang dijual di Ice hardware), jika tidak juga tidak apa-apa. Kadang ada beberapa mahasiswa Indonesia yang sudah menyelesaikan studi nya dan punya setrika, sistem lelang barang dan hibah biasanya berlaku. Nah tinggal rebutan aja siapa cepat dia dapat. Atau bisa juga membeli, tapi ya gitu harga nya kurang bersahabat (sekitar 25an euro ke atas).
  4. Apakah perlu membawa rice cooker?
    Jawaban:
    Bagi orang Indonesia seperti saya dan kawan-kawan semua yang sudah terbiasa makan nasi setiap harinya, tentulah rice cooker menjadi salah satu item list yang penting. Walaupun saya bukan orang yang harus makan nasi setiap harinya dan jarang masak, tetapi saya tetap membawa rice cooker. Ada juga rice cooker mini di ice hardware. Harganya juga tergolong terjangkau (kurang lebih 200-300 ribu rupiah). Kalau disini harganya saya kurang tahu, tapi yang jelas akan lebih mahal, hahaha.
  5. Ikut Annual Introduction Day (AID) tipe apa?
    Jawaban:
    Saya mengikuti AID tipe regular yang mana akan berkegiatan dari pagi sampai malam. Pengalaman mengenai AID bisa check disini.
  6. Bagaimana rasanya minggu pertama kuliah di WUR?
    Jawaban:
    Pertanyaan ini mungkin terkesan sangat umum dan memang kadang membuat penasaran bagi para calon mahasiswa baru. Secara lengkap nya bisa disimak disini
  7. … to be continued

Kampus tercinta 🙂
6tag_210516-131907

Leave a Reply