Media yang seringkali dipergunakan untuk presentasi adalah Powerpoint. Tahukah kita siapa yang memiliki kreativitas ide dibuatnya Powerpoint? Dia adalah Robert Gaskins yang merilis program ini pada 20 April 1987 hanya untuk komputer Macintosh yang kemudian berkembang hingga sekarang. Sebuah studi yang dilakukan oleh Bartscha dan Cobernb (2003) menunjukkan bahwa penggunaan Powerpoint dapat menguntungkan bagi mahasiswa, namun konten atau isi dari Powerpoint yang tidak memiliki hubungan terhadap materi yang ingin disampaikan dapat berakibat buruk bagi proses belajar mahasiswa.
Powerpoint dipergunakan untuk meningkatkan performa mahasiswa, namun penelitian akan hal ini masih kurang jelas. Bartscha and Cobernb (2003) menjelaskan bahwasanya banyak penelitian yang belum mengupas tentang kompleksitas dalam penggunakan multimedia. Misalnya penggunaan teks, gambar, suara ataupun efek yang dapat digunakan dalam media Powerpoint. Penekanan penggunaan teks, gambar, suara, video ataupun efek (animasi) yang relevan perlu diperhatikan, berikut beberapa tips yang bisa saya tuliskan agar Powerpoint menjadi menarik:
Sampaikanlah hal yang benar-benar ingin anda sampaikan kepada audience, take home messages. Sampaikan secara singkat, padat, dan jelas. Powerpoint, terdiri dari dua kata yakni Power dan Point. Dua kata ini jika kita artikan satu persatu, power yang berarti kekuatan, kuat, memiliki daya. Sedangkan point adalah sebuah ide atau beberapa informasi penting. Sehingga memaknainya pun harus sebagai kesatuan yakni beberapa informasi yang penting yang memiliki kekuatan untuk disampaikan atau yang mempunyai take home messages. Nah, diluar dari itu bukan Powerpoint. Akan tetapi, kebanyakan dari kita mungkin karena nervous, takut lupa apa yang ingin disampaikan dan sebagainya sehingga lupa bahwa Powerpoint digunakan untuk menyampaikan poin-poin penting dan menjadikannya sebagai sajian teks panjang yang membosankan. Ingat POWER – POINT bukan power text.
Gunakanlah media seperti gambar yang relevan. Gambar yang relevan dapat membantu audience anda mengingat dengan lebih muda terhadap apa yang anda sampaikan. Misalnya, jika anda menyampaikan rasio jumlah perempuan 3 kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki. Maka bisa diilustrasikan dengan 3 gambar perempuan dan 1 gambar laki-laki.
Gunakan warna yang kontras (misalkan dengan background putih dan teks hitam). Banyak sekali kasus bahwa presentasinya sangat menarik, namun teks yang ditampilkan kurang bisa terbaca. Hal ini terjadi karena si pembuat Powerpoint tidak memperhatikan tingkat atau gradasi warna yang jika dipadukan bisa terlihat tidak jelas (seperti background putih dan teks kuning). Saya biasanya dalam menggunakan Powerpoint menggunakan warna standar (berlatar putih dan teks hitam/navy blue). Kawan-kawan bisa juga cek disini untuk melihat warna-warna yang mungkin dapat dijadikan perpaduan yang cocok atau baca disini.
Buatlah Powerpoint anda seperti layaknya menu makanan (tidak membuat audience masih merasakan “lapar” dan tidak terlalu “kenyang”), jadikan menu dengan kombinasi yang pas. Layaknya menu makanan, kita ingin rasanya yang enak dan porsi yang pas. Jika dalam makanan tersaji: menu makanan pembuka, hidangan utama dan penutup, begitu pula dengan Powerpoint. Sebaiknya jadikan slide pertama atau kedua anda menjadi makanan pembuka, dimana anda memperkenalkan topik yang dapat mengantarkan audience anda menjadi “bernafsu” untuk “menyantap hidangan utama”. Buatlah semenarik mungkin, padat, jelas dan mengundang rasa keingintahuan dari audience. Jadikan hidangan utama menjadi sesuatu yang pas sesuai dengan porsinya. Informasi yang ingin anda sampaikan tersampaikan dengan baik dan tidak membuat pendengar merasa terlalu “full” atau overwhelming. Tutuplah dengan penutup yang manis dan mampu men-trigger audience anda untuk memikirkan apa yang telah anda sampaikan.
Step out and step in. Ketika Powerpoint anda sudah selesai, jadikan atau posisikan diri anda sebagai audience, step out. Tanyakan beberapa hal seperti, apakah slide demi slide yang disajikan adalah sesuatu yang worthwhile untuk disimak? Apakah antara slide satu dengan yang lainnya memiliki perpindahan topik secara smooth? Apakah anda mengerti hubungan antara kata/kalimat dengan gambar yang ditampilkan? Apakah anda sudah merasakan seperti menikmati menu yang pas? Apakah ada sesuatu hal yang kurang? Apakah anda mendapatkan take home messages dari melihat Powerpoint tersebut? Nah tanyakan beberapa hal tersebut ketika kawan-kawan telah selesai membuat presentasi. Posisikan diri anda sebagai audience. Jika ada beberapa poin yang dirasa belum terjawab maka kawan-kawan hendaknya step in, masuklah kembali sebagai presenter atau yang akan mempresentasikan bahan tersebut, tambahkan atau kurangilah secara sesuai.
Semoga berhasil dan sukses dalam menyajikan presentasi yang menarik 🙂