Dua belas tahun yang lalu, catatan pertama kali saya memiliki ponsel pribadi. Alat komunikasi pertama yang saya gunakan merupakan hasil produksi darinya Nokia dengan seri 2310. Setelahnya, entah karena rusak ataupun karena sudah keluar seri yang baru, ponsel pribadi sayapun rasanya silih berganti. Mulai dari Nokia 3220, Motorola W380, Nokia 5610, Nokia 5800 express music, Nokia 7610, Iphone 3GS, Nokia E63, Nokia Lumia 930, dan terakhir IphoneSE. Saya yakin, dari sederet handphone yang saya pakai, hanya ada beberapa yang rusak, selebihnya karena sudah berganti seri sayapun turut meramaikan pasar, membantu perputaran roda ekonomi, membeli seri yang baru. Namun, tak satupun ada yang saya jual. Hingga akhirnya IphoneSE yang saya niatkan untuk menjadi handphone terakhir yang saya beli pun hilang (cerita handphone yang hilang dapat dibaca disini). Untungnya kala itu saya juga membawa handphone kantor yang dapat saya gunakan sebagai alat komunikasi sementara.
Akhirnya, sayapun membuka kotak elektronik yang berisikan handphone-handphone yang tidak terpakai namun masih berfungsi seratus persen. Ingin menggunakan kembali Nokia Lumia 930, namun berpikir kalau ponselnya lemot (jika dibandingkan dengan IphoneSE), maka dampaknya adalah saya bisa jadi kesal dan tidak produktif. Akhirnya berbekal diskusi dengan Mama dan uang tabungan berbulan-bulan yang niatnya untuk digunakan untuk travelling harus kandas dan berakhir dengan keputusan untuk membeli handphone baru.
Karena sudah memakai Iphone dan nyaman, akhirnya sayapun memutuskan untuk membeli Iphone lagi. Setelah melakukan studi dan riset aktif dalam semingguan terakhir, sayapun memutuskan untuk membeli Iphone 6. Iphone yang sebenarnya sudah sedikit lawas karena sudah ada seri-seri yang lebih baru, namun harganya masih make sense untuk kantong saya. Yups, diputuskan untuk membeli.
Entah bagaimana caranya, ternyata perkataan yang pernah diucapkan oleh ibu saya benar, what is yours will be yours. Simpelnya beliau bilang, kalau sudah rejekinya gak kemana. Waktu itu, saya sedikit merasa jengkel dan tetap tidak terima handphone saya hilang. Hingga ucapan beliau terbukti dan malam itu, 20 Oktober 2018 sayapun mendapatkan pesan melalui facebook (cerita lengkapnya dapat dibaca disini). Intinya handphone saya kembali 🙂
Sekembalinya handphone tersebut ditangan, saya manfaatkan untuk mendengarkan musik semata, karena berpikir jika diberikan nomor ponsel maka akan menambah jumlah pengeluaran perbulan dan tidak efektif memang karena saat itu saya menggunakan handphone kantor dan juga Iphone6. Sebenarnya agak ribet membawa tiga handphone sekaligus jika berpergian dan kemana-mana. Sehingga sayapun akhirnya datang pada keputusan untuk kembali menggunakan Iphone yang pernah hilang dan mencoba menjual Iphone6 yang baru saya beli tidak lebih dari enam bulan yang lalu.
Berawal memang dari adanya kebutuhan lain, sehingga sayapun iseng untuk posting menjual handphone nya. Tak disangka-sangka ternyata dalam satu jam, ada tiga respon yang saya terima, menanyakan kondisi dan kelengkapan ponselnya. Hm… sempat merasa ragu dan ingin menghapus postingan tersebut. Tapi kembali teringat, saya memerlukan sesuatu lain yang lebih urgent dibandingkan dengan sebuah HP yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan.
Well, akhirnya sayapun berkata deal dengan calon pembeli. Saya jelaskan kondisi handphone dan segala items yang ada. Beliau setuju dan kamipun melakukan akad jual beli. Alhamdulillah berjalan dengan lancar dan HP nya sedang dalam perjalanan menuju ke tangan pembeli. Semoga HP nya bermanfaat ya 🙂
ps. pengalaman pertama menjual handphone dan sayapun memetik pelajaran berharga, belajar ikhlas 🙂